12 Penyebab Perut Buncit Pada Perempuan
Rasanya kebanyakan orang tak ingin perutnya menyimpan kelebihan lemak, baik laki-laki maupun perempuan. Bukan cuma memengaruhi penampilan, tumpukan lemak di perut juga meningkatkan risiko berbagai penyakit. Secara mental, memiliki perut rata juga bisa meningkatkan kepercayaan diri.
Ada berbagai cara untuk mengusir timbunan lemak di perut, tetapi kadang menghilangkannya tidak semudah itu. Berikut ini akan dijelaskan berbagai penyebab perut buncit pada perempuan. Dengan mengetahui penyebabnya, akan lebih mudah bagimu untuk mencegah dan mengatasinya. Simak terus, ya!
1. Pola makan yang salah dan tidak seimbang
Salah satu alasan utama perempuan memiliki lemak perut berlebih adalah jumlah kalori yang masuk lebih besar daripada kalori yang dibakar atau keluar. Kelebihan kalori ini akan disimpan sebagai lemak. Sering mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula atau sirop jagung fruktosa tinggi juga dapat menyebabkan penambahan lemak perut.
Dilansir Medical News Today, beberapa makanan dan minuman manis seperti kue, permen, soda, dan jus buah juga bisa menyebabkan penumpukan lemak di perut karena dapat memperlambat metabolisme dan mengurangi kemampuan tubuh dalam membakar lemak.
Pola makan yang rendah protein dan tinggi karbohidrat juga dapat meningkatkan berat badan. Ini karena protein merupakan unsur penting yang dapat membantu tubuh merasa kenyang lebih lama.
2. Alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit hati dan peradangan. Dilansir The Healthy Mummy, kelebihan kalori dari konsumsi alkohol juga akan disimpan sebagai lemak. Seperti gula, alkohol juga memperlambat pembakaran lemak dan metabolisme.
Seseorang yang mengonsumsi sebanyak tiga gelas atau lebih alkohol dalam sehari, dapat memiliki lemak perut yang lebih banyak daripada orang yang tidak minum alkohol atau meminumnya lebih sedikit.
Selain itu, seseorang yang jarang minum alkohol, tetapi pada satu hari tertentu langsung mengonsumsi empat gelas atau lebih alkohol, memiliki risiko penambahan lemak perut yang juga besar.
Baca Juga: Boleh Makan Ikan, Ini 8 Manfaat Diet Pescatarian untuk Kesehatan
ilustrasi junk food (IDN Times/Mardya Shakti) 3. Lemak trans
Lemak trans merupakan lemak yang paling tidak sehat. Lemak ini dibuat dengan menambahkan hidrogen ke lemak tak jenuh untuk membuatnya lebih stabil, dan biasanya ditemukan dalam makanan cepat saji agar dapat bertahan lebih lama.
Lemak trans dapat menimbulkan banyak peradangan atau inflamasi, resistansi insulin, dan lemak perut pada tubuh. Makanan yang dipanggang seperti muffin dan biskuit juga dapat mengandung lemak trans.
American Heart Association merekomendasikan kita untuk mengganti lemak trans dengan makanan berbasis gandum yang sehat, lemak tak jenuh tunggal, dan lemak tak jenuh ganda. Membaca label makanan dapat membantu untuk melihat apakah makanan tersebut mengandung lemak trans atau tidak.
4. Kurang gerak atau minim aktivitas fisik
Gaya hidup sedenter yang jarang bergerak alias mager juga merupakan salah satu penyebab lemak perut berlebih pada perempuan. Gaya hidup minim aktivitas fisik ini juga dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. Olahraga rutin atau aktivitas fisik lainnya bisa membantu mengecilkan perut.
Kenyamanan yang disuguhkan dari teknologi modern juga mengurangi kebutuhan kita untuk aktif bergerak, sehingga meningkatkan risiko kenaikan berat badan. Mengutip Healthline, ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa perempuan yang menonton TV lebih dari 3 jam setiap harinya memiliki risiko dua kali lipat lebih mengalami obesitas di perut daripada orang yang hanya menonton TV satu jam setiap harinya.
5. Merokok
Menurut para peneliti, merokok bukanlah penyebab langsung dari menumpuknya lemak di perut. Namun, mereka meyakini bahwa merokok adalah salah satu faktor risiko.
Sebuah studi berjudul “Cigarette Smoking Increases Abdominal and Visceral Obesity but Not Overall Fatness: An Observational Study” dalam jurnal PLOS One tahun 2012, menyatakan bahwa subjek penelitian yang adalah perokok memiliki lebih banyak lemak perut dan lemak viseral daripada yang tidak merokok, meskipun mereka sama-sama mengalami obesitas.
6. Penuaan dan menopause
Penuaan atau bertambahnya usia perempuan juga dapat meningkatkan lemak di perut. Meskipun tidak mengalami pertambahan berat badan sekalipun, perempuan dapat mengalami peningkatan lemak perut seiring bertambahnya usia, terutama di sekitar usia menopause.
Pada masa menopause, lemak yang biasanya disimpan di pinggul dan paha jadi bergeser disimpan di perut karena kadar hormon estrogen yang menurun drastis.
Beberapa perempuan mungkin mengalami lebih banyak penumpukan lemak perut karena faktor genetika dan usia menopause itu dimulai. Menopause yang terjadi pada usia yang lebih muda cenderung mendapatkan lebih sedikit lemak perut.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi lemak perut (pexels.com/Andres Ayrton)7. Ketidakseimbangan bakteri usus karena banyaknya bakteri Firmicutes
Di dalam usus, terutama usus besar, terdapat ratusan jenis bakteri usus dan dapat berperan baik bagi kesehatan. Akan tetapi, sebagian bakteri juga bisa menimbulkan masalah.
Bakteri di usus dikenal sebagai flora usus atau mikrobioma. Menjaga kesehatan usus penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dan mencegah penyakit.
Ketidakseimbangan bakteri usus dapat meningkatkan lemak perut. Studi menunjukkan bahwa orang yang gemuk cenderung memiliki lebih banyak bakteriFirmicutes dibanding orang dengan berat badan normal. Bakteri Firmicutes juga dapat meningkatkan jumlah kalori yang diserap dari makanan.
Baca Juga: 7 Manfaat Vanila bagi Kesehatan, Rasa dan Aromanya Khas!
8. Stres
Kortisol atau hormon stres merupakan hormon steroid yang penting untuk membantu tubuh mengendalikan dan mengatasi stres. Namun, produksi kortisol yang berlebihan dapat meningkatkan lemak perut karena memengaruhi sistem metabolisme.
Ketika mengalami stres, kita biasanya akan banyak makan untuk menenangkan diri. Hormon kortisol menyebabkan kalori yang masuk tidak disimpan sebagai lemak di seluruh tubuh, tetapi lebih banyak disimpan di sekitar perut sehingga makin lama bisa makin menumpuk.
Perempuan dengan pinggang dan pinggul yang besar mengeluarkan lebih banyak kortisol saat stres, sehingga lebih mungkin mengalami peningkatan nafsu makan.
9. Pasca kehamilan
Setelah melahirkan, perut pasca kehamilan akan mengalami perubahan bentuk, sebab rahim menjadi turun dan otot-otot perut mengalami pergeseran. Karenanya, diperlukan beberapa waktu sampai tubuh mendapatkan kembali kekuatan otot-ototnya.
Mengutip The Healthy Mummy, perut pasca melahirkan biasanya akan terlihat lebih buncit karena lapisan lemak subkutan yang ada di perut selama kekuatan otot-otot perut belum kembali seperti sediakala.
10. Genetika
Genetika juga dapat memiliki peranan dalam kondisi perut buncit pada perempuan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa terdapat lebih dari 40 varian gen yang diketahui terkait dengan obesitas dan distribusi lemak.
Faktor genetika memang tidak dapat dihindari, tetapi dapat diminimalkan. Perlu diingat, genetika hanya meningkatkan risiko seseorang mengalami obesitas dan perut buncit. Menerapkan pola hidup dan pola makan yang sehat dapat meminimalkan risiko obesitas.
11. Kurang tidur
Dilansir Medical News Today, sebuah studi menunjukkan bahwa durasi tidur yang pendek atau sedikit dapat menyebabkan kelebihan lemak perut. Sebab, ini dapat meningkatkan nafsu makan dan berpotensi menyebabkan perilaku makan yang tidak sehat, seperti emotional eating.
Kemudian, beberapa penelitian pun menyatakan hubungan antara kurang tidur dengan penambahan lemak perut. Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 68.000 perempuan selama 16 tahun menunjukkan bahwa mereka yang tidur selama 5 jam atau kurang setiap malamnya mengalami peningkatan sebesar 32 persen untuk berat badannya naik sebanyak 15 kilogram, dibanding mereka yang tidur cukup setidaknya 7 jam setiap malam.
12. Sindrom ovarium polikistik
Perempuan dengan sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS) memiliki jumlah lemak viseral yang lebih tinggi.
PCOS merupakan gangguan hormonal yang menyebabkan pembesaran ovarium dengan kista kecil di tepi luar. Penyebab perempuan dengan PCOS memiliki lemak perut yang lebih banyak belum diketahui secara jelas, apakah dikarenakan hormon atau bukan.
ilustrasi makan secara emosional karena stres (freepik.com/nakaridore)Menghilangkan perut buncit terkadang tidak mudah, sebab menumpuknya lemak di perut atau penyebab perut buncit pada perempuan tidak sesederhana akibat kebanyakan makan dan malas gerak saja. Ada banyak faktor yang memengaruhinya.
Perut buncit pada perempuan bisa disebabkan banyak faktor, baik faktor bawaan maupun gaya hidup. Kamu tidak dapat mengubah gen, memperlambat penuaan, atau menghentikan menopause. Namun, kamu masih bisa mengendalikan faktor lain yang berkontribusi pada timbunan lemak di perut dengan olahraga rutin, menerapkan pola makan yang sehat, cukup tidur, dan mampu mengelola stres dengan baik.
Baca Juga: 17 Makanan yang Baik untuk Kesuburan, biar Cepat Hamil!