6 Obat Pelancar Haid Jika Sering Telat Datang Bulan
5. Metformin
Metformin adalah obat yang sebenarnya ditujukan untuk merangsang sensitivitas insulin dan mengendalikan diabetes.
Namun, obat ini juga berguna untuk menyeimbangkan hormon estrogen dan androgen pada wanita pengidap PCOS.
PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah salah satu faktor penyebab yang membuat menstruasi menjadi tidak teratur.
PCOS merupakan kondisi di mana kadar hormon androgen di dalam tubuh terlalu tinggi, sehingga mengacaukan kerja hormon reproduksi wanita lainnya.
Selain itu, wanita dengan PCOS, terutama yang memiliki indeks massa tubuh di atas 35 atau tergolong obesitas, kemungkinan mengalami resistensi insulin.
Resistensi inilah yang menambah masalah pada proses ovulasi yang menyebabkan haid jadi tidak teratur.
Untuk mengatasi PCOS, dokter membutuhkan obat yang bisa mengembalikan keseimbangan hormon di dalam tubuh. Ketika kedua hormon ini seimbang, tubuh mulai bisa berovulasi dengan teratur sehingga haid pun menjadi lancar.
6. Bromocriptine (Parlodel)
Bromocriptine adalah obat untuk mengobati gangguan akibat kelebihan prolaktin.
Gejala-gejalanya termasuk haid yang tidak lancar, keluarnya cairan dari puting susu, turunnya minat seks, hingga sulit hamil. Oleh karena itu, obat ini juga bisa digunakan sebagai pelancar haid.
Bromocriptine tersedia dalam bentuk kapsul dan tablet. Untuk dosisnya, dokter akan menyesuaikannya dengan kebutuhan tubuh Anda.
Namun, umumnya, dokter akan memberikan dosis yang rendah terlebih dahulu dan kemudian dinaikkan secara bertahap.
Usahakan untuk minum obat pada waktu yang sama setiap hari agar obat bisa bekerja maksimal. Jangan menghentikan pengobatan jika belum ada arahan dari dokter.
Untuk menghindari berbagai kemungkinan negatif yang akan muncul, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter Anda.
Anda juga tidak perlu sungkan untuk berbicara dengan dokter jika obat memperlancar haid yang diberikan ternyata tidak berdampak apa pun.
Apa pun obat yang Anda gunakan, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter. Jangan asal minum obat karena tiap produk bisa memberikan reaksi berbeda pada tiap orang yang tak selalu positif.