Cara Menanam Cabe Yang Mudah Sukses
Pelajari cara menanam cabe disini, materinya mulai dari ✓ persiapan ✓ kondisi lingkungan ✓ pemilihan bibit ✓ tanam hingga ✓ panen.
Budidaya tanaman cabe bisa dikatakan cukup menantang untuk dijalani. Di satu sisi, komoditas satu ini bisa sangat menguntungkan terutama ketika harga jualnya di pasaran sedang tinggi-tingginya.
Di sisi lain, budidaya tanaman ini bisa pula sangat merugikan ketika harganya di pasaran sedang anjlok. Meskipun demikian, ada banyak faktor yang mempengaruhi hal ini.
Mengetahui cara menanam cabe yang tepat merupakan langkah awal untuk memulai bertani cabe.
Ada banyak jenis cabe yang saat ini banyak dibudidayakan di Indonesia, seperti cabe rawit, cabe keriting hingga cabe besar. Dari ketiga jenis cabe ini ada yang berwarna merah penuh hingga warna hijau.
Bagi Anda yang tertarik membudidayakan tanaman pedas satu ini, berikut adalah panduan yang harus Anda ketahui:
Kondisi Lingkungan yang Pas untuk Cabe
Panduan pertama cara menanam cabe adalah dengan memahami lingkungan yang tepat unutk cabe.
Indonesia sendiri memiliki iklim dan cuaca yang sangat cocok untuk budidaya tanaman pedas satu ini.
Dengan intensitas matahari yang cukup sepanjang tahun membuat tanaman cabe dapat tumbuh dengan optimal.
Selain intensitas penyinaran, faktor di bawah ini juga mempengaruhi produktifitas cabe.
Faktor yang Mempengaruhi Produktifitas Cabe
1. Suhu Optimal
Cabe akan tumbuh dengan baik jika berada pada lingkungan yang memiliki suhu 24 sampai 28 derajat Celcius. Suhu ini adalah suhu yang pas bagi cabe untuk tumbuh hingga menghasilkan buah.
Sementara pada suhu yang terlalu dingin, yaitu di bawah 15 derajat Celcius pertumbuhan akan bermasalah. Suhu yang terlalu panas, yaitu di atas 32 derajat Celcius, juga tidak cocok untuk budidaya cabe.
Jika Anda menanam cabe pada musim kemarau ataupun saat cuaca sedang panas, pastikan agar cabe memperoleh air yang optimal. Hal ini dikarenakan cabe mudah sekali mengalami kekeringan hingga menjadi layu.
2. Cuaca
Tanaman cabe akan tumbuh dengan baik pada lingkungan yang memiliki curah hujan 800 sampai 2000 mm pertahunnya. Sementara kelembabab udara yang tepat untuk cabe adalah 80 persen.
3. Ketinggian Lokasi
Sebenarnya, cabe merupakan komoditi yang mudah tumbuh dimana saja ia berada asal tidak berada pada lingkungan yang benar-benar ekstrem, seperti di kutub es maupun di padang pasir.
Meskipun demikian, beberapa faktor tetap dapat mempengaruhi produktivitas cabe, salah satunya ketinggian lokasi.
Cara menanam cabe yang tepat, seperti cabe rawit, adalah dengan menanamnya di dataran rendah yang memiliki ketinggian sekitar 0 sampai 500 mdpl.
Pada ketinggian di atas 1000 mdpl, cabe tetap dapat hidup namun hasilnya tidak akan maksimal.
4. Intensitas Sinar Matahari
Cabe merupakan tanaman yang membutuhkan penyinaran optimal sehari sepanjang tahun. Cabe setidaknya membutuhkan sinar matahari sehari penuh sekitar 7 sampai 8 jam.
5. Keasaman Tanah
Cabe sebaiknya ditanam di tanah yang memiliki pH netral yaitu pH antara 6,5 sampai 7. Apabila tanah yang digunakan terlalu asam, maka akan ditandai dengan daun cabe yang berwarna pucat serta tidak segar.
Tanaman cabe juga lebih mudah terserang hama virus. Selain itu, tanah yang asam akan lebih mudah diserang oleh tanaman gulma dan rumput ilalang.
Untuk mengatasi tanah dengan tingkat keasaman tinggi, Anda bisa menaburkan kapur pertanian atau dolomit di atas tanah yang akan ditanami. Taburkan sebanyak 2 sampai 4 ton perhektar. Sebaiknya taburkan kapur pertanian saat pembuatan bedengan dan pembajakan.
Lebih bagus lagi jikan menggunakan tanah yang steril. Tanah steril adalah tanah yang sebelumnya belum pernah ditanami untuk budidaya cabe.
Sementara lahan yang sudah digunakan untuk budidaya cabe sebaiknya tidak digunakan atau “diistirahat” selama kurang lebih 6 bulan.
Anda juga sebaiknya tidak menanam bibit cabe berdekatan dengan lahan yang sebelumnya telah ditanami cabe. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan bibit cabe yang baru.
Pilihan Metode Menanam Cabe
Ada tentu sering melihat orang yang membudidayakan tanaman cabe di pot rumah, polybag bahkan dijadikan sebagai tanaman hias karena warna buahnya yang menarik. Hal ini diakarenakan cara menanam cabe bisa dikatakan cukup mudah atau tidak rewel.
Satu pohon cabe tidak membutuhkan lahan yang luas untuk dapat tumbuh. Meski begitu, jika budidaya cabe ditujukan untuk bisnis, tentu Anda membutuhkan tempat yang luas. Anda tidak cukup hanya mengandalkan pot maupun polybag kecil di halaman rumah.
Berikut ini adalah metode yang sering digunakan oleh orang untuk menanam cabe:
1. Metode Polybag
Metode Polybag merupakan metode budidaya tanaman yang banyak dipilih oleh mereka yang tinggal di perkotaan. Ketersediaan lahan tanam yang cenderung sempit membuat orang memilih budidaya tanaman menggunakan pot atau polybag.
Cara menanam cabe menggunakan polybag sebenarnya secara umum hampir sama dengan budidaya tanaman cabe di lahan perkebunan.
Hanya saja, tentunya menanam menggunakan polybag termasuk mudah dan tidak butuh panyak perawatan dibanding menanam di perkebunan. Berikut langkah singkat metode penanaman dengan polybag:
a) Memilih benih
Anda bisa memilih benih yang tersedia secara lokal maupun berjenis hibrida. Perbedaan kedua jenis bibit ini umumnya adalah cabe lokal lebih unggul dari segi kemampuan adaptasinya dengan lingkungan. Selain itu, perawatannya juga umumnya tidak membutuhkan produk obat tertentu.
b) Penyemaian
Sebaiknya bibit cabe disemaikan terlebih dahulu pada media khusus seperti polybag ukuran kecil, baki, maupun langsung menggunakan peletakan tanah. Fungsi persemaian untuk memisahkan bibit yang memiliki cacat dengan bibit yang berpotensi tumbuh baik.
c) Tanam di Polybag
Cara menanam cabe menggunakan polybag harus menggunakan polybag berukuran lebih dari 30 cm. Hal ini agar media tanam cukup kuat untuk menopang pertumbuhan.
Selain polybag, Anda sebenarnya bisa memanfaatkan media tanam lain dari barang bekas seperti ember dan baskom bekas. Yang terpenting Anda harus melubangi bagian bawah wadah agar tanah mendapat pasokan udara yang cukup.
Sebaiknya campurkan media tanam tidak hanya menggunakan tanah, namun juga dikombinasikan dengan sekam padi, pupuk kandang, kompos maupun arang sekam. Umumnya orang mencampurkan tanah dengan kompos menggunakan komposisi 2:1.
2. Metode Hidroponik
Selain menanam di polybag, Anda juga bisa menggunakan metode budidaya hidroponik. Metode hidroponik bertujuan untuk mengurangi pemakaian lahan sehingga cocok diaplikasikan di ibu kota.
Untuk menerapkan teknik hidroponik, Anda hanya perlu menyiapkan tempat atau wadah hidroponik serta media tanamnya.
Media tanam yang umumnya digunakan adalah cocopeat dengan campuran arang sekam. Sementara tempat budidaya hidroponik umumnya menggunakan botol minuman bekas maupun potongan pipa.
Karena hidroponik akan menggunakan rendaman nutrisi di bagian bawah, sebaiknya pasang sumbu yang bertujuan untuk menyerap cairan nutrisi. Sumbu yang dapat digunakan adalah kain flannel karena lebih cepat menyerap cairan nutrisi.
Hal yang harus diperhatikan ketika membudidayakan cabai dengan cara hidroponik adalah dari segi perawatan. Ketika menanam cabe, pastikan bahwa usia bibit cabai telah mencapai 25 sampai 30 hari.
Bibit yang telah berusia hampir satu bulan lebih siap untuk dibudidayakan. Kemudian Anda harus memisahkan bibit cabe dari media semai. Caranya bisa dengan merendam media semai agar tanah terpisah dari akar.
Pastikan bahwa nutrisi untuk cabe terpenuhi. Sebaiknya berikan nutrisi tambahan setelah cabe yang Anda tanam di media hidroponik berusia lima sampai tujuh hari.
Pemberian nutrisi tambahan sangat penting mengingat tanaman ini kekurangan unsur hara yang tidak diperoleh seperti halnya tanaman yang ditanam di tanah secara langsung.
Penasaran dan ingin mendalami konsep bertani hidroponik? Cek postingan ini: Hidroponik.
3. Metode Aquaponik
Metode Akuaponik memanfaatkan aliran air yang berasal dari kolam ikan maupun akuarium yang dilairkan untuk membasahi media tanam.
Anda bisa memanfaatkan media penanaman berupa netpot gelas plastik bekas yang telah dilubangi di bagian bawahnya. Untuk media tanam Anda bisa menggunakan pecahan genting rumah yang telah dipecah menjadi potongan kecil.
Gelas plastik yang digunakan cukup yang berukulan kecil. Kekurangannya adalah media tanam yang memang cukup terbatas. Pasang pompa pralon di atas kolam air berukuran diameter 3 inchi untuk mengalirkan air dari kolam ikan.
Kelebihan dari metode ini adalah air dari kolam ikan selain dapat memberikan air untuk tanaman, mengandung banyak nutrisi dari buangan ikan.
Untuk masa pembibitan, Anda bisa menggunakan cabe yang telah dibeli di warung maupun yang tersisa di dapur. Kemudian semai bibit ini di atas media tanah terlebih dahulu.
Pindahkan biji cabe yang telah berdaun ke media pecahan genting. Usahakan agar tanah yang menempel pada akar tidak dibersihkan agar cabe lebih cepat bertumbuh di media tanam baru.
Metode akuaponik memiliki kelemahan berupa media tanah yang terbatas. Oleh karena itu, Anda harus menyiasatinya dengan memberikan tambahan pupuk untuk menyediakan unsur hara.
Anda bisa menggunakan lumpur pada kolam ikan maupun pupuk kompos untuk mengisi ruang di pecahan genting.
Cara Menanam Cabe, Langkah per Langkah
1) Pemilihan Bibit
Ada banyak jenis cabe di pasaran yang bisa Anda pilih sebagai bibit tanaman cabe. Pemilihan jenis cabe tentu disesuaikan dengan kebutuhan. Bagi Anda yang menyukai sensasi pedas, tentunya cabe rawit lebih menjadi idaman.
Untuk bibit cabe rawit, misalnya, Anda cukup menggunakan bibit cabe lokal. Sementara varietas lain, Anda bisa memilih menggunakan bibit lokal maupun hibrida.
Jika menggunakan benih hasil pembenihan sendiri, alias tidak membelinya di toko pertanian, Anda sebaiknya pilih biji dari cabe yang sudah matang sempurna. Cabe yang telah matang sempurna adalah buah cabe yang sudah merah keseluruhan dari mulai 90 sampai 100 persen.
Sebaiknya pilih biji cabe untuk bibit dari cabe hasil panen keempat hingga keenam.
2) Penyemaian
Langkah selanjutnya setelah memilih bibit cabe berkualitas adalah dengan melakukan penyemaian pada media tanam. Ada dua cara yang bisa digunakan untuk melakukan penyemaian, yaitu menggunakan metode polybag maupun tebar bedeng.
Untuk benih yang sudah terlalu lama, sebaiknya benih direndam terlebih dahulu dengan air hangat-hangat kuku dengan ditambah ZPT. Selain menggunakan ZPT kimia atau buatan, Anda bisa menggunakan bawang merah sebagai pengganti ZPT kimia.
Hal ini dikarenakan bawang merah mengandung ZPT alami yang dapat merangsang pertumbuhan akar tanaman.
Ketika bibit direndam dalam air, pisahkan bibit cabe yang mengapung dengan yang tenggelam. Bibit yang mengapung tidak akan dapat bertumbuh oleh karena itu pilih bibit yang tenggelam.
Perendaman pada bibit yang sudah lama perlu dilakukan mengingat bibit akan lebih sulit untuk tumbuh secara langsung di media tanam.
Oleh karena itu, perlu dilakukan perendaman untuk mempercepat perkecambahan. Sementara untuk bibit yang baru Anda buat bisa langsung Anda semai.
Penyemaian dilakukan dengan memasukkan biji sedalam 0,5 cm ke dalam tanah. Kemudian tutup dengan media tanam seperti tanah ataupun sekam. Media persemaian bisa menggunakan tanah yang dicampur kompos ataupun arang sekam.
Gunakan perbandingan 2:1:1. Jika Anda tidak memiliki arang sekam, Anda bisa menggunakan tanah dicampur kompos dengan perbandingan 1:1.
3) Pengolahan Tanah
Untuk Anda yang menanam di atas tanah secara langsung, gunakan lahan dengan tanah yang memiliki porositas yang baik serta tanah yang gembur. Cara menanam cabe di atas tanah langsung diawali dengan menyiapkan tanah agar dapat ditanami cabe. Untuk melakukannya cukup cangkul atau bajak tanah hingga kedalaman 20 sampai 40 cm. Singkirkan batu ataupun akar tanaman serta gulma di sekitar lahan.
Bangun bedengan dengan menggunakan cangkul setinggi 30 sampai 40 cm. Kemudian buat bedengan dengan jarak antara bedengan selebar 60 cm. Panjang bedengan dapat Anda atur sesuai kebutuhan.
Bila memiliki lahan yang besar serta ingin membudidayakan banyak tanaman cabe, Anda bisa memaksimalkan panjang bedengan. Maksimal bedengan adalah sepanjang 15 meter.
Kemudian bangun saluran drainase yang baik supaya tanaman tidak tergenang air. Tanaman cabe yang tergenang air akan mudah membusuk.
Agar tanah lebih subur, sebaiknya campurkan tanah dengan pupuk kandang di setiap bedengan secara merata. Selain pupuk kandang, Anda juga bisa menambahkan tanah dengan pupuk urea sebanyak 350 kg/ha dan KCL sebanyak 200 kg/ha.
4) Penanaman
Cara menanam cabe yang harus dilakukan setelah dilakukan penyemaian adalah dengan menggunakan bibit yang telah disemai selama kurang lebih 25 sampai 30 hari. Waktu penanaman yang tepat sebaiknya saat sore hari. Hal ini agar tanaman tidak mudah layu apabila ditanam di pagi hari karena akan langsung terkena sinar matahari.
Agar mendatangkan hasil lebih optimal, tahap cara menanam cabe hari ini banyak yang mengaplikasikan mulsa plastik perak hitam di atas bedengan.
Tujuan penggunaan mulsa plastik perak hitam di atas bedengan adalah untuk mencegah terjadinya erosi pada tanah bedengan. Selain itu mulsa plastic juga bertujuan untuk mengendalikan gulma serta menjaga kelembaban.
Dalam setiap bedengan, buat lubang tanam sebanyak dua baris. Buat jarak antara lubang sejauh 60 sampai 70 cm. Lubang tanam sebaiknya dibuat tidak sejajar atau zig-zag.
5) Panen
Panen cabe akan bergantung dengan varietas yang ditanam. Pada cabe merah, buah sudah bisa dipanen sejak berusia 75 sampai 85 hari. Saat memanen, Anda bisa melakukannya dua sampai lima hari sekali. Sebaiknya, buah cabe dipetik hingga ke tangkai agar usia penyimpanan cabe semakin lama.
Demikianlah pembahasan mengenai cara menanam cabe, semoga bisa dipraktikkan ya.