Alat Musik Rebab Pengertian Sejarah Dan Fungsinya
Alat Musik Rebab- Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai alat musik Rebab beserta pengertian, sejarah, fungsi, dan cara memainkannya, berikut penjelasannya.
Baca Juga :
Pengertian Alat Musik Rebab
Rebab merupakan jenis alat musik gesek yang terkenal dari dahulu hingga sekarang, alat musik rebab berasal dari daerah Jawa dan menjadi bagian dari ciri khas budaya Indonesia, instrumen ini memperkaya koleksi instrumen musik indonesia.
Umumnya, masyarakat Jawa kenal dengan rebab karena dalam acara adat daerah, instrumen ini selalu ada.
Instrumen ini perlu mendapat perhatian dari banyak warga Indonesia, agar keberadaannya selalu terjaga dan dilestarikan, pihak sekolah seharusnya terus mengenalkan budaya Indonesia kepada siswa.
Selain itu sosialisasi secara masif harus digaungkan dari kalangan pemerintahan yang dalam hal ini dapat dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Alat musik rebab dimainkan dengan cara digesekan kepada senarnya menggunakan alat penggeseknya, sumber bunyi alat musik rebab adalah dari senar yang ditegangkan dengan sebatang kayu pada rebab.
Kata rebab ini sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya busur. Instrumen ini juga memiliki banyak sebutan seperti rabab, rebap, rebeb, rababah, atau al-rababa.
Instrumen ini termasuk dalam jenis instrumen senar yang muncul dari abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur Jauh.
Beberapa varietas seringkali memiliki tangkai di bagian bawah supaya rebab dapat bertumpu di tanah dan dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah tertentu, tetapi terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab.
Alat musik rebab terbuat dari kayu nangka dan berongga di bagian dalam, kemudian ditutup dengan kulit lembu yang dikeringkan sebagai pengeras suara, biasanya rebab berukuran kecil, memiliki badan yang bulat, bagian depan yang tercakup dalam suatu membran seperti perkamen atau kulit domba dan memiliki leher panjang.
Ada leher yang panjang dan tipis, dengan pegbox pada akhir, dan ada satu, dua atau tiga senar, tidak ada papan nada, instrumen ini dibuat tegak, baik bertumpu di pangkuan atau di lantai, biasanya busurnya pun lebih melengkung daripada biola.
Rebab memiliki suara yang khas, instrumen ini dijadikan salah satu instrumen pembuka di dalam sebuah pertunjukan kesenian wayang dengan bunyinya yang lirih, selain itu juga dengan cakupan wilayah nadanya yang sangat lusa dan dapat masuk ke dalam laras apapun.
Sejarah Alat Musik Rebab
Awal mulanya, rebab berasal dari Timur Tengah yang kemudian ke Persia dan India, dan barulah mencapai kepulauan Nusantara.
Jadi sebenarnya instrumen ini awalnya merupakan instrumen yang datang dari luar tetapi dalam perjalanannya dan dlam permainannya instrumen ini memiliki warna tersendiri yang berbeda dengan permainan musik dari negara asalnya.
Terdapat ciri khas tersendiri pada permainannya yang disesuaikan dengan adat budaya dan tradisi masyarakat Melayu, dalam buku Kesenian Tradisional Masyarakat Kepulauan Riau yang ditulis oleh Evawarni,
disebutkan bahwa rebab telah dilukiskan pada dinding Candi Borobudur pada abad ke-11, perkataan rebab pada orang Arab yakni R a b a b dan disempurnakan dengan alat gesek yang kemudian tersebar luas.
Melalui pusat khalifah Islam di Cordoba pada abad ke-8 masehi, lalu kemudian menyebar ke Eropa Barat sehingga berbentuk cello dan kemudian biola seperti sekarang.
Ia telah masuk ke Persia dan India juga Tiongkok melalui Turki dan Asia Tengah, kemudian ke Asia Tenggara ini. Di Afghanistan instrumen ini disebut rubab, tetapi di dalam bahasa Persia rabab berarti kumpulan instrumen musik gesek.
Di India, instrumen yang namanya sarod berasal dari rebab yang di bawa dari Timur Tengah, ahli yang memainkan ialah penyanyi terkenal Tansen, yang menjadi penyanyi istana Raja Mughal Akbar.
Jasa menciptakan sejenis rebab juga diberikan juga kepada Tansen ini, agak sedikit berbeda dari Timur Tengah, turunan Tansen ini bernama Bilas Khan ahli memainkan sebangsa rebab tadi dan dikenal sebagai rababyah ghar, walaupun sarod berasal dari rebab, namun bedanya sarod dimainkan dengan dipetik sedangkan rebab dengan digesek.
Pada zaman dahulu, di Persia terdapat rebab bertali satu yang digunakan untuk mengiringi deklamasi yang disebut rebab ul shaer. Perkembangan instrumen musik tradisional di Indonesia membuat rebab mengalami revolusi, bagian-bagian rebab tidak lagi terbuat dari tembaga, tetapi terbuat dari bahan baku alami.
Pada bagian yang memanjang rebab terbuat dari kayu nangka, kemudian pada bagian tubuh yang berbentuk hati terbuat dari kayu yang berongga dan ditutup dengan usus, kulit, atau kemih lembu yang dikeringkan sebagai resonator atau pengeras suara.
Fungsi Alat Musik Rebab
Dalam setiap instrumen musik, sudah pasti masing-masing memiliki fungsinya, untuk rebab berikut adalah fungsi-fungsinya.
1. Penuntun Arah Lagu Sinden
Dalam Gamelan Jawa rebab berfungsi sebagai penuntun arah lagu sinden, tidak hanya sebagai pelengkap untuk mengiringi nyanyian sinden saja.
2. Pemimpin Lagu Dalam Ansambel
Sebagai salah satu dari instrumen pembuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel terutama dalam gaya tabuhan lirih.
3. Berfungsi Dalam Gendhing
Pada kebanyakan gendhing-gendhing, rebab menentukan gendhing, memainkan lagu pembuka, menentukan laras dan pathet yang akan dimainkan. Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja, maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur lagu gendhing.
Cara Memainkan Alat Musik Rebab
Cara bermain rebab yaitu dengan digesek, instrumen tradisional lainnya yang memiliki wujud yang serupa dengan rebab yaitu instrumen yang bernama Ohyan yang resonatornya terbuat dari tempurung kelapa.
Rebab juga memiliki tangga nada Pentatonis, yang mana sebuah susunan nada atas lima nada dalam satu oktaf, nada ii biasanya sering digunakan dalam musik-musik kuno seoerti musik Indian, musik Gamelan, musik Amerika, musik Rakyat Eropa dan Angelo-Amerika, musik Asia Tenggara dan musik Timur Jauh.