Cara Mandi Besar Yang Baik Dan Benar
Cara Mandi Besar Yang Baik Dan Benar – Pada Kesempatan ini Dutadakwah Akan Menuliskan Lanjutan Masalah-masalah Penting Bagi Pria dan Wanita. Bagian ini yang ke-duabelas dikutip dari Buku “HAIDHUN NISAA” Karya M. ASMAWI, ZA. Ini adalah lanjutan dari bagian kesebelas ulasan tentang Masalah Sunnahnya Mandi Besar-Fiqih Madzhab Syafi’i.
Untuk lebih jelasnya sebaiknya silahkan baca UlasanDuta Dakwahdibawah ini dengan Seksama.
Materi dasar
Sebelum saya menguraikan cara mandi yang in syaa Allah baik, maka saya tuliskan dulu sebagai tambahan bahan yang untuk menjadi pertimbangan saya yaitu dari Kitab Ihya ‘Ulumuddin Karya Imam Al-Ghozali:
﴾كِتَابُ أَسْرَارِ الطَّهَارَةِ” ﴿كَيْفِيَةُ الْغُسْلِ”
كَيْفِيَةُ الْغُسْلِ وَهُوَ أَنْ يَضَعَ الْإِنَاءَ عَنْ يَمِيْنِهِ ثُمَّ يُسَمِّيّ اللهَ تَعَالَى وَيَغْسِلَ يَدَيْهِ ثَلَاثًا ثُمَّ يَسْتَنْجِيَ كَمَا وَصَفَتُ لَكَ وَيَزِيْلَ مَا عَلَى بَدَنِهِ مِنْ نَجَاسَةٍ إِنْ كَانَتْ ثُمَّ يَتَوَضَأَ وُضُوْءَهُ لِلصَّلَاةِ كَمَا وَصَفْنَا إِلَّا غَسْلَ الْقَدَمَيْنِ فَإِنَّهُ يُؤَخِّرَهُمَا، فَإِنْ غَسَلَهُمَا ثُمَّ وَضَعَهُمَا عَلَى الْأَرْضِ كَانَ إِضَاعَةً لِلْمَاءِ ثُمَّ يُصِبَ الْمَاءَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثًا ثُمَّ عَلَى شَقِهِ الْأَيْمَنِ ثَلَاثًا ثُمَّ عَلَى شَقِهِ الْأَيْسَرِ ثَلَاثًا ثُمَّ يَدْلُكَ مَا أَقْبَلَ مِنْ بَدَنِهِ وَيُخَلِّلَ شَعْرَ الرَّأْسِ وَاللِّحْيَةِ وَيُوْصِلَ الْمَاءَ إِلَى مَنَابَتِ مَا كَثِفَ مِنْهُ أَوْ خَفَّ وَلَيْسَ عَلَى الْمَرْأَةِ نَقْضُ الضَّفَائِرِ إِلَّا إِذَا عُلِمَتْ أَنَّ الْمَاءَ لَا يِصِلُ إِلَى خُلَالِ الشَّعْرِ وَيَتَعَهَّدَ مَعَاطِفَ الْبَدَنِ وَلِيَتَقِّ أَنْ يَمُسَ ذَكَرَهُ فِيْ أَثْنَاءِ ذَلِكَ فَإِنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَلْيَعِدَ الْوُضُوْءَ وَإِنْ تَوَضَأَ قَبْلَ الْغُسْلِ فَلَا يَعِيْدُهُ بَعْدَ الْغُسْلِ فَهَذِهِ سُنَنُ الْوُضُوْءِ وَالْغُسْلِ ذَكَرْنَا مِنْهَا مَا لَا بُدَ لِسَالِكِ طَرِيْقِ الآخِرَةِ مِنْ عِلْمِهِ وَعَمَلِهِ وَمَا عَدَاهُ مِنَ الْمَسَائِلِ الَّتِيْ يُحْتَاجُ إِلَيْهَا فِي عَوَارِضِ الْأَحْوَالِ فَلْيَرْجِعْ فِيْهَا إِلَى كُتُبِ الْفِقْهِ وَالْوَاجِبُ مِنْ جُمْلَةِ مَا ذَكَرْنَاهُ فِيْ الْغُسْلِ أَمْرَانِ النِّيَّةُ وَاسْتِيْعَابُ الْبَدَنِ بِالْغُسْلِ [نقلتها من إحياء علوم الدين للإمام الغزالي في كِتَابِ أَسْرَارِ الطَّهَارَةِ من كيفية الغسل
(KITAB THOHAROH)
“Cara mandi”. Cara mandi yaitu ia letakkan bejana/tempat air di sebelah kanannya kemudian ia membaca nama Allah Ta’ala (tasmiyyah/basmalah), “BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIM”, mencuci kedua tangannya tiga kali kemudian ia bersuci dari buang air besar/kecil sebagaimana saya sifatkan kepadamu. Dan ia hilangkan najis yang ada di tubuhnya, jika najis itu ada.
Kemudian ia wudhu’ seperti wudhunya untuk shalat sebagaimana telah kami sifatkan kepadamu kecuali membasuh kedua telapak kakinya karena sesungguhnya mencuci kedua telapak kakinya itu diakhirkan. Jika ia membasuh keduanya lalu ia meletakkan keduanya di atas tanah maka itu adalah menyia-nyiakan air.
Kemudian ia tumpahkan/tuangkan air di atas kepalanya tiga kali, kemudian atas separoh tubuhnya bagian kanan tiga kali dan separoh tubuhnya bagian kiri tiga kali. Ia gosok tubuhnya bagian depan dan bagian belakangnya. Ia sela-selai rambut kepala dan jenggot, dan ia sampaikan air ke tempat-tempat tumbuhnya rambut yang tebal atau yang tipis dari padanya. Dan tidak wajib atas wanita untuk membuka sanggul (gelung bahasa sunda) kecuali apabila wanita itu mengetahui bahwa air tidak sampai ke celah-celah rambut. Dan ia memelihara lipatan-lipatan tubuh.
Dan hendaklah ia takut untuk menyentuh kemaluannya di tengah-tengah mandi itu. Jika ia melakukannnya maka hendaklah ia mengulangi wudhu’. Jika ia telah wudhu’ sebelum mandi maka janganlah ia mengulanginya setelah mandi. Inilah sunnat-sunnat wudhu dan mandi. Kami sebutkan dan padanya sesuatu yang pasti (dilakukan) oleh penempuh jalan akhirat dari ilmu dan amalnya. Sedang masalah-masalah yang dibutuhkan kepadanya mengenai keadaan-keadaan yang mendatang maka kembalilah kepada kitab-kitab fiqih.
Sesuatu yang wajib dan poin intinya saja yang kami sebutkan adalah dua hal, yaitu:
1. Niat.
2. Meratakan badan dengan mandi. {Ihya. Trjm : ctk CV. ASYIFA : I/449}
Cara-cara Mandi Yang Baik
Kemudian dari beberapa ungkapan di atas maka saya terangkan mengenai mandi besar baik mandi junub, mimpi basah, haidh atau nifas.
Pertama : Ketika kita mau mandi misal mandi haid, maka terlebih dahulu letakkan badah air di posisi sebelah kanan badan kita (yang demikian itu jika airnya berada di ember atau yang sejenisnya), namun di zaman serba maju ini sudah hampir punah cara seperti tersebut, yang ada sekarang ini kebanyakan adalah Sower, keran atau bak mandi permanen. Dengan demikian sebetulnya menurut saya Sower atau keran itu justru lebih aman, maka posisikan saja Sower atau Keran tersebut berada di sebelah kanan kita.
Kedua : Bacalah “BASMALAH” lalu mencuci kedua tangannya tiga kali kemudian istinja dari najis air kecil atau najis air besar, selanjutnya bersihkan kotoran-kotoran yang ada di badan secara rata dan menyeluruh.
Ketiga : Berwudhu secara sempurna seperti wudhu biasa untuk menghilangkan hadats kecil.
Kempat : Mandi niyat mandinya bersamaan dengan jatuhnya air ke kepala, lalu kepalanya diusap digosok dengan i’tiqad tiga kali, selanjutnya arahkan air ke tubuh bagian kanan diusap digosok dengan i’tiqad tiga kali, dilanjutkan ke sebelah kiri diusap digosok dengan i’tiqad tiga kali, kemudian bagian depan dan belakang dan digosok secara merata agar air dapat tembus ke semua bagian dzohir tubuh serta semua lipatan-lipatan tubuh, termasuk kelamin perempuan yang dapat terlihat ketika ia duduk posisi seperti buang hajat maka yang terlihat adalah terhitung bagian yang wajib dibasuh, dan jangan sampai telapak tangannya menyentuh langsung qubul dan dubur tanpa alas kain karena menjaga agar hadats kecilnya tidak batal. Jika peraktek mandi seperti ini bisa dikerjakan dengan baik maka setelah mandi tidak perlu wudhu lagi, dan bukan berarti haram, akan tetapi secara hukum yang bersangkutan sudah suci dari hadats besar dan hadats kecil.
Kelima : Sebaiknya pada saat wudhu juga ada bacaan-bacaan do’a seperti mulai buka keran baca do’a, ngumbah kedua telapak tangan baca do’a, ngumbah muka baca do’a, terus sampai dengan selesai berwudhu ada do’a-do’anya, namun dalam risalah ini tidak saya cantumkan.
Demikian ulasan : Cara Mandi Besar Yang Baik Dan Benar– (Kutipan dari Haidhun Nisaa) Ulasan ini masih bersambung pada: Mandi-mandi Yang Disunahkan Semoga dapat memberikan manfaat untuk kita semua.Terimakasih.