Cara Membuat Anak Mau BAB Di Toilet

parenting
Dwi Indah Nurcahyani | Haibunda Minggu, 25 Aug :00 WIB caption Jakarta – Toilet trainingjadi PR tersendiri untuk para Bunda. Saat anak sudah mulai bicara, sebaiknya Bunda latih untuk mulai buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) di toilet.

Membiasakantoilet training memang dibutuhkan usaha yang lebih besar dan lama. Tapi, jangan pernah lelah mengenalkan kebiasaan BAB di toilet sampai anak-anak terbiasa dengan kebiasaan tersebut, Bun.

Sangat umum sekali bagi anak-anak prasekolah menahan buang air, apalagi buang air besar. Alhasil, tak sedikit anak-anak yang akhirnya mengalami sembelit, seperti dikatakan Fabian Gorodzinksy, dokter anak dan profesor dari University of Western Ontario di London.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Gorodzinsky pun menyarankan agar anak-anak terus dibujuk untuk mengurangi keinginan menahan BAB, Bun. Beritahu mereka jika itu malah akan memperburuk sembelitnya, dikutip dari laman Todays Parent.

“Kegagalan seperti di atas biasanya sering terjadi karena upaya toilet training ketika anak-anak tidak siap baik secara emosional dan fisik,” ujar Gorodzinsky.

Cara membuat anak BAB di toilet/ Foto: InstagramMenurut Canadian Paediatric Society, toilet training sudah mulai bisa diajarkan antara usia 18 bulan sampai 4 tahun. Waktunya memang sedikit mundur, untuk memberi keleluasaan pada anak menggunakan popok lebih lama atau pispot untuk meringankan masalah ketakutan buang air.

Gorodzinsky juga menyarankan, jika seorang anak resisten terhadap aktivitas buang air di toilet dan si anak meminta popok maka berikan padanya popok tersebut. Sebab, cukup sering pula anak-anak yang memiliki pengalaman buruk perlu mengikuti toilet training.

Biarkan anak-anak duduk di pispot dengan popoknya. Kemudian, saat ia terbiasa dengan hal ini, cobalah melepas popok dan membiarkannya menggunakan pispot. Setelah ia merasa nyaman di pispot, cobalah bergerak di sebelah toilet dan lakukan pendekatan bertahap yang sama. Terpenting, jangan mengambil pendekatan hukuman dan jangan mempermalukan anak-anak dengan kelalaian buang airnya tersebut.

Melansir dariHealthusnews, sebagian besar anak yang tidak mau BAB di toilet pernah mengalami cerita proses BAB yang menyakitkan. Sembelit yang menyakitkan itu akan menyulitkan. Jadi, di luar pola makan dan hidrasi, ada hal lain memicu anak-anak menahan BAB.

Seperti misalnya, ketidakmampuan mereka menyelesaikan permainan atau hal yang sedang dikerjakannya. Anak-anak justru akan sibuk bermain dan cenderung menahan dorongan sakit perutnya.

Anak-anak yang sibuk biasanya hanya akan berhenti sejenak untuk buang air, tetapi tidak sepenuhnya mengosongkan isi perut mereka. Setelah buang air besar, semakin sulit bagi tubuh mereka untuk memberi sinyal bahwaproses BAB sudah selesai atau belum. Sehingga ketika mereka mendapatkan sinyal berhenti dari buang air besar, prosesnya benar-benar bisa menyakitkan.

Untuk itu, Bunda harus dapat meyakinkan anak-anak jika buang air besar tidak akan menyakitkan. Bunda juga harus membantu mereka selama beberapa waktu sebelum mencoba kembali buang air besar di toilet. Jika masih sembelit, bantulah mereka dengan memberikan pelunak tinja dan bicarakan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Semoga membantu, Bun.

Intip juga tips melatih anak agar mau bangun pagi, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(rap/rap)
Share yuk, Bun!