Cara Mengatasi Emosi Dalam Trading
iklan
iklan
Mengatasi rasa emosi dalam trading adalah hal yang wajib dilakukan, karena di saat rasa emosi sudah menguasai diri kita, transaksi terasa semakin memanas dan kita ingin segera mendapatkan hasil yang lebih besar tanpa memikirkan risiko. Pemahaman akan emosi ini bisa terjadi saat kita loss, profit, maupun saat kita memakai sistem tertentu (robot trading).
Ingatkah Anda bagaimana kondisi emosi trading sewaktu pertama kali membuka posisi Buy atau Sell di akun Live? Bisa jadi waktu itu, emosi trading sedang berada di puncak tertinggi (euforia) karena berhasil meraih profit untuk pertama kalinya. Namun, bagaimana jadinya jika ternyata posisi trading pertama tersebut sudah mengambang dengan nilai minus?
Saat menghadapi posisi trading dengan nilai floating minus, seorang trader harus berani mengambil keputusan untuk menentukan sampai kapan posisi tersebut harus dipertahankan. Masalahnya, saat emosi trading belum terlatih, trader pemula umumnya dikuasai oleh kepanikan. Ujung-ujungnya, akun trading pertama malah terkena Margin Call.
Kenapa Emosi Trading Itu Buruk?
Dari sekian banyak jenis emosi yang mungkin Anda kenal, hanya ada 2 kategori emosi utama yang wajib diwaspadai: ketakutan (fear) and greed (keserakahan).
Setiap trader pada dasarnya selalu berharap bahwa posisinya akan mendapat keuntungan. Lumrah jika pemula hanya membayangkan skenario terbaiknya saja. Karena itu, posisi Entry biasanya dibiarkan berjalan tanpa target profit atau batasan kerugian. Mereka tidak ingin membatasi keuntungan dengan TP, atau tidak menggunakan SL karena bersikeras harga masih bisa berbalik saat posisi merugi. Jika tindakan-tindakan ini dilakukan tanpa dasar analisa yang jelas, maka emosi trading greed-lah yang telah mempengaruhi keputusan trader untuk melakukannya. Kategori emosi trading ini biasanya juga berkaitan dengan overconfident (terlalu percaya diri).
Di sisi lain, ada juga emosi trading yang menyebabkan pemula cepat-cepat menutup posisi, yakni fear . Ketika harga bergerak searah dengan posisi (skor hijau), emosi trading membuat pemula khawatir kalau harga akan berbalik arah, jadi mereka terburu-buru menutup posisi trading untuk melikuidasi keuntungan. Sebaliknya, ketika harga bergerak melawan posisi (skor merah), trader pemula yang kelewat khawatir akan langsung menutup posisi karena takut kerugiannya makin membengkak. Padahal, harga bisa saja hanya bergerak dalam koreksi dan kembali ke arah yang sesuai dengan posisi tradingnya tak lama kemudian.
Sekarang bayangkan jika kebiasaan-kebiasaan buruk di atas diteruskan. Profit tak bisa konsisten, dan loss pun tak dapat dijaga sesuai batas toleransi. Lama-kelamaan, akun trading bakal terkikis dan kehabisan dana. Itulah kenapa, emosi trading efeknya negatif selama bertrading.
Bertrading Itu 1% Kecerdasan, 99% Manajemen Emosi Trading
Sebenarnya, setiap orang mampu bertrading karena tidak ada persyaratan khusus untuk mengikuti kegiatan trading di pasar Forex. Artinya, apapun latar belakang pendidikan atau berapapun besar modal Anda, setiap individu memiliki peluang untuk mendapat keuntungan di pasar Forex.
Memang benar setiap orang punya peluang untuk mendulang profit dengan bertrading Forex, tapi hanya trader berpengalaman saja yang benar-benar bisa menangguk keuntungan secara konsisten. Hal ini karena bagi mereka, transaksi valas (Forex) dasarnya adalah manajemen emosi melalui aplikasi sistem trading dan disiplin.
Tanpa adanya manajemen emosi, trading Forex akan selalu dipengaruhi penilaian-penilaian subyektif yang bisa mendatangkan kerugian besar. Bahkan jika dipetakan, manajemen emosi ini menguasai 99% skill yang dibutuhkan dalam trading. Sedangkan keahlian trading itu sendiri? Hanya mendapat jatah 1%.
Lantas bagaimana cara melakukan manajemen emosi dengan aplikasi sistem trading dan disiplin?
Sistem Trading Membantu Kita Mengatasi Emosi Trading
Aplikasi sistem trading tidak menuntut IQ tinggi, karena penggunaannya dapat menyesuaikan gaya trading dan metode analisa (teknikal atau fundamental) masing-masing individu. Garis besarnya, sistem trading adalah panduan bagaimana cara mengeksekusi order Buy atau Sell dengan meminimalisir intervensi emosi.
Intervensi emosi trading di sini maksudnya adalah keterlibatan emosi trader saat berusaha menentukan posisi trading berdasarkan kondisi pasar terkini. Trader pemula umumnya belum memiliki sistem trading mapan, sehingga mereka sekedar mengeksekusi order Buy atau Sell begitu sinyal trading muncul, tanpa mempertimbangkan peraturan (Entry Rules) atau kondisi pasar.
Akibatnya, setelah posisi trading terkini terlanjur mengakumulasi kerugian, mereka menjadi panik dan tak dapat mengambil keputusan obyektif untuk mengatur berapa besar batas kerugian yang dapat ditoleransi.
Supaya tak lagi terjebak pada kondisi seperti tadi, mari kita pelajari bagaimana mengatur emosi trading dengan sistem trading, yang berisi panduan pembukaan posisi jual atau beli dan aturan Money Management. Karena setiap peraturan ini bersifat objektif, maka emosi trading bisa ditekan hingga tak ada intervensi sama sekali.
Berikut adalah komponen-komponen sistem trading:
a. Entry & Exit Rules
Komponen pertama dalam sistem trading adalah Entry Rules atau peraturan-peraturan untuk buka posisi. Panduan tersebut berfungsi untuk menyaring sinyal-sinyal trading yang muncul dari proses analisa (teknikal atau fundamental). Kalau ada sinyal trading muncul tapi tidak memenuhi peraturan, maka posisi tidak akan dibuka, sekalipun sinyal “tampak” meyakinkan. Ingat, kata kunci di sini adalah “tampak” yang mencerminkan subjektivitas. Ketika hasil analisa Anda masih diwarnai kata-kata seperti demikian, maka ada pengaruh emosi yang bermain di dalamnya.
Berikutnya, Exit Rules adalah peraturan kapan posisi trading sudah boleh ditutup. Exit Rules membantu trader untuk menargetkan keuntungan atau membatasi kerugian dengan Stop Loss tanpa intervensi emosi trading. Dengan begitu, profit dapat diraih dengan konsisten.
b. Money Management
Money Management adalah metode untuk mengukur berapa besar bagian dari modal yang dapat diperdagangkan pada setiap posisi trading. Dengan metode tersebut, Anda sudah mengetahui persis batas kerugian maksimal seandainya harga bergerak melawan posisi trading atau keuntungan yang akan diraih saat penutupan posisi.
Money Management memungkinkan setiap posisi trading dapat dibiarkan berjalan dengan risiko terkontrol. Dengan kata lain, aturan ini bisa membantu Anda mencari target Take Profit dan Stop Loss sebagai bagian dari Exit Rules. Anda pun tidak perlu lagi merasakan emosi trading negatif seperti kecemasan saat mengawasi chart terus menerus.
Disiplin Menyingkirkan Pengaruh Emosi Trading
Apa gunanya memiliki sistem trading jika tak bisa dijalankan secara disiplin? Kenyataannya, banyak pemula yang sudah berkomitmen bakal menggunakan sistem trading untuk menghindari intervensi emosi, tapi masih saja sering mangkir dari aturan-aturan sistemnya. Akibatnya, perilaku trading akan kembali ke saat seperti mereka belum memiliki sistem.
Bertindak memang tidak semudah yang direncanakan dan dikatakan. Bagi pemula yang belum pernah tahu rasanya loss karena kurang disiplin, melanggar sistem trading akan sangat mudah untuk dilakukan. Penyebabnya lagi-lagi adalah emosi trading. Bukan hanya mereka yang belum punya sistem trading, emosi juga bisa menjangkiti para pemula yang tengah menjalankan sistem trading. Hal ini karena kondisi pasar forex yang tak menentu dan mudah memancing emosi trader.
Solusinya? Pahami sejak awal bahwa kurang disiplin terhadap sistem trading akan membawa konsekuensi fatal. Selain itu, ada 5 cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi emosi trading ketika trader sudah menjalankan sistem:
1. Cobalah untuk menginvestasikan waktu menganalisa rumor pasar, sebelum melakukan transaksi perdagangan. Mengetahui kejelasan arah pasar akan membuat lebih yakin dan tenang.
2. Jangan terlalu overconfident! Lebih baik masuk dengan 1 lot daripada 2 lot jika itu nanti akan membebani pikiran.
3. Jangan terlalu memaksakan diri untuk ikut dalam transaksi, jika tidak yakin dengan arah pergerakan pasar. Lebih baik menunggu atau menunda bertransaksi daripada salah posisi yang mengakibatkan emosi dan psikologi terpengaruh.
4. Saat melihat gejolak harga, jangan panik dan mengikuti pola pikir pasar yang sebenarnya bisa ditebak. Coba gunakan panduan berikut untuk bisa selangkah lebih maju dari pelaku pasar lain yang emosi tradingnya mengikuti pola ini:
5. Usahakan untuk membangun psikologi pemenang! Selalu disarankan untuk bisa menang paling tidak 3 kali dalam perdagangan forex. Hal ini untuk membangun psikologi pemenang (winner), bukan pecundang (loser). Seorang petinju yang menang dalam pertandingan perdananya akan membawa dampak psikologi juara dalam pertandingan berikutnya.
6. Buat target harian, Close posisi jika sudah sesuai target.
7. Selalu kondisikan diri dalam situasi senyaman mungkin di kala masuk market. Manusia dikaruniai 3 keutamaan yang dianugerahkan oleh sang maha pencipta yakni, akal untuk berfikir, hati untuk berdoa, dan waktu. Untuk itu, gunakanlah ketiga anugerah dari Tuhan tersebut sebaik-baiknya.
Kesimpulan
Mengambil keputusan untuk mengeksekusi Order jual atau beli membutuhkan sistem trading yang dijalankan dengan disiplin, untuk mengesampingkan emosi trading. Saat kita memiliki peraturan untuk membuka dan menutup posisi, dan memiliki pemahaman bahwa disiplin terhadap sistem trading itu wajib diterapkan, maka kita tidak perlu lagi cemas atau panik seandainya harga bergerak di luar ekspektasi awal.
Dari artikel ini Anda sudah mengetahui bagaimana cara mengatasi emosi negatif saat bertrading. Anda juga bisa bertanya langsung pada ahlinya di forum tanya jawab kami berikut. Langkah berikutnya, mari kita belajar bagaimana cara menyusun sistem trading dengan tepat.