Mahfud MD Kapok Kejar Jabatan
Berikut adalah artikel atau berita tentang olahraga dengan judul Mahfud MD Kapok Kejar Jabatan yang telah tayang di zenduck.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected] Terimakasih.
Jakarta, Beritasatu.com – Menko Polhukam Mahfud MD mengaku kapok mengejar-ngejar jabatan. Saat dirinya mengejar jabatan, malah tidak dapat. Sebaliknya, saat jabatan itu tak dikejar, justru diperolehnya.
Hal tersebut disampaikan Mahfud MD dalam saluran YouTube “Helmy Yahya Bicara” yang diunggah Minggu (16/4/2023).
Mahfud pun bercerita panjang tentang kejar-mengejar jabatan. Meski nama Mahfud MD dijagokan menjadi salah satu bakal calon presiden (capres) pada Pilpres 2024, tetapi sampai saat ini dirinya belum memberikan respons. Mahfud MD masih membiarkan isu itu terus bergulir dan tidak ingin mengapitalisasinya.
“Pada 2019, saya membentuk tim kecil, tetapi sekarang enggak. Tuhan yang akan menentukan,” tutur Mahfud.
Berdasarkan pengalamannya pada 2019, Mahfud mengaku membentuk tim kecil untuk mengapitalisasi isu politik yang menguntungkan dirinya. Dia berharap dapat menduduki jabatan penting dan saat itu dirinya nyaris mendampingi Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon wakil presiden (cawapres). Sayangnya, pada detik-detik terakhir, bahkan saat dirinya sudah siap dipanggil dan diumumkan sebagai cawapres, justru Jokowi mengumumkan nama Ma’ruf Amin sebagai pendampingnya.
Mahfud MD mengaku tak terlalu kecewa meski batal menjadi pendamping Jokowi pada Pilpres 2019. Pasalnya, Jokowi dinilai sportif atas keputusannya. Setelah itu, Mahfud MD dipanggil Jokowi ke Istana Kepresidenan. Jokowi mengakui dirinya yang meminta Mahfud MD sebagai cawapres, bahkan telah disusun skenario bersama Mensesneg Pratikno dan Seskab Pramono Anung, yakni Jokowi-Mahfud MD akan naik sepeda saat mendaftarkan diri sebagai capres-cawapres ke Komisi Pemilihan Umumm (KPU). Namun, kenyataan politiknya berbeda.
Pada pertemuan tersebut, Jokowi menyebutkan masih banyak pekerjaan di kabinet dan Mahfud MD ditunjuk sebagai menko polhukam.
“Ya sudah. Lalu saya membayangkan, Bung Karno dahulu sudah berkuasa 20 tahun dan dirampas kekuasaannya. Saya tidak pernah berkuasa, cuma enggak jadi (cawapres, Red). Kenapa harus marah? Kenapa harus kecewa? Sama dengan Pak Harto 32 tahun seperti kaisar, hanya beberapa waktu jatuh. Betapa sakitnya. Saya tidak tidak mengalami seperti itu. Kenapa saya harus sakit? Waktu itu kehidupan saya biasa-biasa aja,” katanya.
Hal yang berbeda terjadi ketika dirinya tak mengejar jabatan. Hal itu terjadi saat dirinya ditunjuk Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi menteri pertahanan. Mahfud mengaku dirinya tidak tahu kalau Gus Dur mengenalnya, bahkan mengingatnya setelah berkenalan 16 tahun lalu dan memercayakan jabatan menteri pertahanan kepadanya.
Hal yang sama juga terjadi saat Mahfud menduduki jabatan ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Ketika itu, Mahfud justru sangat berharap bisa menjadi salah satu menteri kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, Mahfud tidak terpilih sebagai menteri, tetapi kemudian menjadi ketua MK.
“Saya belajar dari pengalaman bahwa kalau direncanakan, kalau Tuhan tidak mengizinkan, apalagi di politik bisa belok mendadak. Kalau kita tidak merencanakan, kalau Tuhan menghendaki, tiba-tiba dapat,” ujar Mahfud.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih.