Penyebab Gejala Dan Cara Mengatasi Dan Mencegah
Setelah mengulik-ulik Google, kamu sepertinya memperlihatkan gejala-gejala gula darah rendah. Untuk memastikan bahwa hal tersebut kamu sebaiknya 1) berkonsultasi dengan dokter, dan 2) membaca artikel ini.
Kepada LIMONE,dr.Putri Sakti Dwi Permanasari, M.Gizi, Sp.GK, seorang dokter spesialis gizi klinis, dari JLA Clinic Senayan dan RS Permata CIbubur dan anggota PDGKI Jaya menerangkan tentang gula darah rendah atau hipoglikemia, dan bagaimana mengatasi serta mencegahnya.
Apa Definisi Gula Darah?
Foto: Dokter Putri, istilah gula darah (blood sugar) di ilmu kedokteran menunjukkan tingkat atau kadar glukosa di sirkulasi darah.
Seandainya kamu lupa tentang glukosa: glukosa yang beredar di sirkulasi darah merupakan sumber energi utama untuk kerja metabolisme seluruh sel-sel tubuh.
“Kadar gula darah tersebut harus dijaga dengan baik agar kadarnya dalam rentang yang normal sehingga fungsi tubuh dan kesehatan kita lebih optimal,” tegasnya.
Kadar blood sugar yang sehat terbagi menjadi beberapa kategori karena disesuaikan kondisi dan waktu pengambilan sampel darah. Kategori blood sugar yang normal dan sehat adalah sebagai berikut:
* Rentang gula darah normal sebelum makan: mg/dL
* Rentang gula darah 2 jam setelah makan yang normal: kurang dari 140 mg/dL
* Rentang gula darah puasa normal: kurang dari 100 mg/dL
“Apabila kadar gula darah di atas atau di bawah angka kadar gula darah normal tersebut sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter,” sarannya.
Apa Penyebab Gula Darah Tinggi?
Foto: hidup yang naik dan turun, ternyata blood sugar pun bisa di atas dan di bawah angka kadar normal.
“Kadar gula darah sangat fluktuatif karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti asupan makanan atau minuman terutama karbohidrat sederhana atau dengan indeks glikemik yang tinggi, kadar insulin serta kepekaan sel tubuh terhadap hormon insulin,” jelasnya.
Jika kadar gula darah terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka akan mengganggu kesehatan dan memicu beberapa gejala penyakit, baik secara jangka pendek atau jangka panjang.
“Kadar gula darah yang terlalu tinggi atau melebihi 200 mg/dL disebut dengan hiperglikemia. Penyebab kondisi ini bisa disebabkan karena asupan tinggi karbohidrat, tetapi tubuh tidak memproduksi insulin dengan kadar yang cukup dari pankreas sehingga gula darah dari sirkulasi tidak dapat disebarkan ke sel-sel tubuh untuk dimetabolisme,” terangnya.
Penyebab lainnya asalah jika produksi insulin normal tetapi terjadi resistensi sehingga sel tubuh tidak sensitif terhadap insulin, yang berakibat blood sugar tidak dapat digunakan atau masuk ke dalam sel tubuh untuk dimetabolisme.
Dua hal tersebut menyebabkan blood sugar di sirkulasi tinggi dan memicu berbagai gejala klinis seperti kencing manis atau diabetes. Hiperglikemia sering terjadi pada penderita diabetes yang tidak mengatur pola gaya hidup dan dietnya dengan baik atau tidak mengonsumsi obat pengontrol blood sugar dengan teratur.
Kondisi hiperglikemia juga dapat dipicu oleh keadaan infeksi, stres, sakit berat atau efek samping beberapa obat.
Apa Penyebab Gula Darah Rendah?
Foto: dengan kadar gula terlalu rendah? Hipoglikemia menunjukkan kadar blood sugar di bawah 70 mg/dL. Dan kondisi ini juga bisa memicu beberapa gejala klinis.
Beberapa penyebab hipoglikemia di antaranya, merupakan efek obat antidiabetes yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan asupan nutrisi yang terutama karbohidrat yang cukup.
Selain itu, hipoglikemia juga bisa disebabkan oleh:
* Olahraga yang berlebihan
* Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
* Mengonsumsi obat yang berefek samping menurunkan kadar gula darah seperti propranolol, quinine, obat diabetes golongan sulfonilurea atau asam salisilat
* Konsumsi terlalu tinggi minuman beralkohol terutama saat perut kosong
* Keadaan puasa tanpa sahur
* Beberapa penyakit seperti anoreksia nervosa, hepatitis, atau tumor pankreas
Siapa yang Rentan Mengalami Hipoglikemia? Bagaimana dengan Wanita Hamil?
Foto: Putri menjelaskan bahwa ada beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya hipoglikemia, yaitu:
* Individu yang memiliki riwayat penyakit diabetes melitus yang diet rendah karbohidrat berlebih atau yang menggunakan obat penurun kadar gula darah
* Individu yang mengonsumsi obat-obatan seperti antibiotik golongan sulfa atau quinine (biasanya anak-anak)
* Penderita gagal ginjal
* Konsumsi alkohol berlebihan terutama saat perut kosong
* Individu yang sedang menderita malaria, hepatitis, atau sepsis
* Riwayat menjalani operasi pengecilan lambung.
* Obesitas atau kelebihan berat badan
* Lanjut usia di atas usia 60 tahun
* Orang yang memiliki pola dan jadwal makan tidak teratur
* Olahraga berlebihan
* Penurunan berat badan yang drastis tanpa pemantauan dokter
Bagaimana dengan ibu hamil?
“Hipoglikemia terkadang juga dialami oleh ibu hamil terutama pada wanita yang memiliki riwayat diabetes atau diabetes gestasional,” jawabnya.
Pada perempuan hamil, hipoglikemia terbagi menjadi dua yaitu:
1. Hipoglikemia Reaktif
“Hipoglikemia reaktif terjadi saat kadar gula darah turun atau rendah selama beberapa jam setelah makan. Kondisi tersebut pada umumnya terjadi pada ibu hamil dengan diabetes, tetapi kondisi tersebut juga dapat terjadi pada ibu hamil yang tidak memiliki riwayat diabetes,” jelasnya.
2. Hipoglikemia Puasa
Penyebab hipoglikemia puasa adalah sugar blood yang turun sangat rendah pada saat di antara jam makan sehingga ibu hamil disarankan melakukan monitor terhadap kadar gula darahnya secara teratur.
“Ibu hamil yang mengalami kondisi ini juga perlu memperbaiki pola dietnya dan melakukan olahraga secara rutin sehingga dapat membantu menyeimbangkan kadar gula darah,” saran Dokter Putri.
Apa yang Terjadi Jika Hiperglikemia atau Hipoglikemia Tidak Diatasi?
Foto: “Gula darah yang terus menerus tinggi dan tidak terkontrol dapat memicu terjadinya diabetes melitus dan komplikasinya,” terangnya.
Berikut ini adalah komplikasi yang bisa terjadi saat hiperglikemia berjalan kronis:
* Kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetik
* Penyakit kardiovaskular
* Kaki diabetik
* Masalah sendi dan tulang
* Kerusakan ginjal atau nefropati diabetik bahkan bisa terjadi gagal ginjal
* Kerusakan pada mata yaitu pada pembuluh darah retina yang disebut dengan retinopati diabetik dan berpotensi menyebabkan terjadinya kebutaan
* Infeksi gigi dan gusi
* Masalah kulit, termasuk luka yang sulit sembuh, infeksi bakteri, atau infeksi jamur
“Beberapa komplikasi yang darurat dan membahayakan juga bisa terjadi pada kondisi hiperglikemia seperti sindrom hiperglikemi hiperosmolar (HHS), ketoasidosis diabetik, bahkan koma diabetik yang berdampak kematian. Kondisi darurat ini perlu segera menjalani perawatan di rumah sakit agar gula darah segera dapat diturunkan,” tekannya.
Selain kadar blood sugar yang tinggi, kondisi hipoglikemia juga memiliki risiko menyebabkan beberapa kondisi atau keluhan, terutama pada penderita diabetes yang menggunakan terapi insulin.
Menurutnya, kadar gula yang terlalu rendah, yaitu di bawah 60 mg/dL, bila tidak segera ditangani bisa menyebabkan komplikasi membahayakan yaitu kematian mendadak.
“Gejala akut hipoglikemia seperti rasa lapar, mata berkunang-kunang, lemas, jantung berdebar, kesemutan, sempoyongan, pusing, sulit konsentrasi atau berpikir, keringat dingin dan pingsan. Jika kondisi hipoglikemia terjadi terus-menerus maka otak mengalami kerusakan dan bisa memicu terjadinya pikun atau mudah lupa. Hipoglikemia yang berat dan tidak segera ditangani bahkan bisa menyebabkan kejang, koma hingga kematian mendadak,” paparnya.
Bagaimana Mengatasi Gula Darah Rendah?
Foto: gembiranya: cara mengatasi kondisi akut hipoglikemia bisa dilakukan dengan dimulai dari makanan.
Yakni, dengan mengonsumsi karbohidrat sederhana seperti air gula, madu, permen, atau minuman sirup dengan tujuan dapat meningkatkan kadar blood sugar secara akut dan cepat.
Dan “setelah 15 menit dilakukan pemeriksaan kadar gula darah. Jika kadar gula darah masih di bawah 70 mg/dL disarankan mengonsumsi ulang makanan atau minuman tersebut lalu periksa kembali kadar gula darah setelah 15 menit,” terangnya.
Dokter Putri menekankan bahwa setelah blood sugar kembali normal disarankan mengonsumsi makanan berat atau cemilan sehat seperti buah potong agar kadarnya tetap stabil.
“Tetapi jika gejala tidak membaik setelah dilakukan beberapa kali cara tersebut, segera ke rumah sakit agar mendapat perawatan lebih lanjut dari dokter seperti infus cairan yang mengandung cairan gula. Selain mengembalikan kadar gula darah menjadi normal, sebaiknya untuk penderita diabetes berdiskusi dengan dokter terkait jumlah atau dosis obat antidiabetes atau insulin yang sebaiknya digunaka. Plus, jadwal serta porsi makanan yang tepat untuk menjaga gula darah tetap stabil,” anjurnya.
Seberapa Signifikan Makanan dalam Menjaga Kestabilan Gula Darah?
Foto: “Pemilihan jenis makanan dan minuman serta porsi yang tepat akan dapat menjaga kadar gula darah stabil sehingga terhindar dari berbagai gejala baik akut, kronis, maupun komplikasinya,” ujarnya.
Ini jenis makanan dan minuman yang tepat untuk menjaga blood sugar stabil:
1. Memiliki Indeks Glikemik Rendah
Indeks glikemik menunjukkan indikator untuk mengukur seberapa cepat suatu makanan yang dikonsumsi dapat meningkatkan kadar blood sugar.
“Makanan yang disarankan untuk mengontrol gula darah adalah yang memiliki indeks glikemik rendah karena makanan dengan indeks glikemik tinggi memicu peningkatan gula darah dengan cepat sehingga memiliki efek tidak baik untuk penderita diabetes maupun untuk mengontrol berat badan,” jelasnya.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi di antaranya gula rafinasi (granulated sugar) dan karbohidrat sederhana (refined carbohydrates) seperti gula pasir, sirup, minuman soda, nasi putih, roti tawar putih atau produk tepung seperti kue dan pasta.
Sebaliknya, makanan yang memiliki indeks glikemik rendah seperti biji-bijian utuh, yang berserat tinggi yang dapat membantu mengontrol kadar blood sugar lebih stabil.
“Jika ingin mengonsumsi makanan berindeks glikemik tinggi atau karbohidrat sederhana sesekali, sebaiknya diimbangi dengan mengonsumsi makanan kaya serat seperti sayur-sayuran atau makanan berprotein tanpa lemak dengan tujuan membantu mencegah lonjakan gula darah dengan memperlambat pencernaan,” sarannya.
2. Karbohidrat Komplek
“Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi utama sehingga tidak boleh dihindari, tetapi sebaiknya pilihlah yang jenisnya karbohidrat komplek,” ujarnya.
Pasalnya, karbohidrat jenis ini memiliki kandungan serat yang cukup tinggi sehingga dapat membantu mencegah terjadinya lonjakan darah dengan cara memperlambat pencernaan dan penyerapan gula sehingga kadar gula darah lebih stabil.
Contoh karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh, beras merah, beras cokelat, beras hitam, gandum, oats, kacang-kacangan atau quinoa. “Karbohidrat jenis ini selain kaya serat juga kaya akan vitamin dan mineral yang juga penting untuk metabolisme karbohidrat, protein dan lemak,” tambahnya.
3. Asupan Sayur dan Buah
Konsumsi serat yang cukup akan membantu memperlambat pencernaan sehingga penyerapan gula ke aliran darah akan lebih lambat dan stabil.
Buah dan sayur adalah jenis makanan yang kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan. Contoh buah yang memiliki kandungan tinggi serat dengan indeks glikemik rendah lebih baik untuk orang yang memiliki kecenderungan blood sugar tinggi atau menderita diabetes seperti buah apel, pear, blueberi, jambu kristal atau kiwi.
“Sebaliknya disarankan membatasi konsumsi buah berindeks glikemik tinggi seperti nanas, semangka, nangka, durian, anggur atau mangga karena dapat meningkatkan kadar gula dalam darah dengan cepat,” jelasnya.
Sementara untuk sayur, dianjurkan untuk mengonsumsi sayur yang bervariasi jenis dan warnanya agar kandungan vitamin mineralnya dapat saling melengkapi dan seratnya yang tinggi akan membantu mengontrol kadar blood sugar lebih stabil.
“Sayuran juga memiliki kalori yang rendah serta kaya air sehingga dapat membantu mempertahankan atau meningkatkan rasa kenyang dan menjaga agar kita tidak mengonsumsi makanan lain secara berlebihan. Konsumsi serat dari buah dan sayur yang dianjurkan oleh WHO adalah 5-6 porsi dalam sehari yang bisa diaplikasikan di 3 porsi sayur di jam makan berat pagi, siang dan malam, disertai 2-3 porsi buah potong di waktu makan cemilan,” bebernya.
Apa yang Perlu Dilakukan Setiap Hari agar Tekanan Darah Stabil?
Foto: pepatah lama: lebih baik mencegah, daripada mengobati. Dan lebih baik menjaga kesehatan blood sugar stabil, daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk menjaga atau mengontrol blood sugar adalah “dengan mengubah gaya hidup yang lebih sehat meliputi nutrisi, aktivitas fisik, dan faktor risiko yang memicu perubahan kadar gula darah tinggi maupun rendah,” ujar Dokter Putri. Dengan kata lain, sebaiknya dilakukan setiap hari.
Seperti apakah gaya hidup sehari-hari yang membuat blood sugar tetap sehat, dan menjaga kesehatan secara keseluruhan? Ini yang bisa kamu lakukan mulai dari sekarang:
1. Mengatur pola makan dengan gizi seimbang dan porsi serta jadwal makan yang tepat
2. Memilih jenis makanan yang kaya serat dan indeks glikemik rendah agar blood sugar lebih stabil seperti biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan
3. Membatasi konsumsi gula sederhana seperti minuman manis, gula pasir, sirup dan sebagainya atau karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi
4. Konsumsi cukup protein dengan jenis yang lean (rendah lemak) untuk membantu mengontrol blood sugar
5. Konsumsi omega 3 untuk membantu memperbaiki atau menjaga sensitivitas insulin agar gula darah lebih terkontrol
6. Meningkatkan aktivitas fisik agar blood sugar terkontrol dan menjaga sensitivitas insulin, minimal 30 menit per hari atau minimal 150 menit per minggu
7. Menghindari kebiasaan merokok karena dapat menyebabkan resistensi insulin sehingga gula darah cenderung mudah melonjak tinggi
8. Menghindari kebiasaan mengonsumsi minuman atau makanan beralkohol karena dapat menyebabkan resistensi insulin sehingga cenderung mudah melonjak tinggi
9. Mengontrol berat badan yang ideal agar resistensi insulin dapat dihindari dan gula darah terkontrol dengan baik
Alrite, sekarang kamu sudah tahu pengaruh kondisi blood sugar bagi kesehatan, saatnya mempraktikkan gaya hidup sehat ini!
Selanjutnya: Berniat Diet? Ini Mengapa Intermittent Fasting Tidak untuk Semua Orang.