Shalat Istikharah DOA TATA CARA WAKTU NIAT TUJUAN
Shalat Istikharah adalah shalat sunnah yang dilakukan ketika seseorang sedang ragu dalam menentukan suatu pilihan seperti perkara jodoh, pekerjaan dan sebagainya. Shalat ini dilakukan untuk memohon petunjuk kepada Allah Subhanahu Wa taala agar dapat memilih yang terbaik diantara beberapa pilihan yang ada.
Artikel berikut ini memberikan tuntunan tata cara dalam melaksanakan shalat Istikharah beserta doa dan waktu terbaik.
Tata Cara Shalat Istikharah
Sumber: ini adalah tuntunan dan tata cara dalam melakukan shalat Istikharah dua rakaat.
1. Niat dan rakaat shalat
Sebelum memulai shalat bacalah niat shalat terlebih dahulu dalam hati. Berikut ini adalah urutan-urutan dalam shalat Istikharah dua rakaat
a. Lafadz niat salat istikharah:
أصلى سنة الإستخارة ركعتين لله تعالى
Ussholli sunnatan istikhoroti rakataini lillahi taala
Artinya: Saya berniat shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Taala
b. Takbiratul ihram, kemudian membaca doa iftitah
c. Membaca surat Al Fatihah diikuti surat lainnya dalam Alquran dalam hal ini yang lebih utama adalah membaca surat Al Kafirun
d. Ruku
e. Itidal
f. Sujud
g. Duduk di antara dua sujud
h. Sujud kedua
i. Kembali berdiri untuk menunaikan rakaat kedua
j. Membaca surat Al Fatihah diikuti surat lainnya yang diambil dari Alquran, dalam hal ini yang lebih utama adalah membaca surat Al Ikhlas
k. Ruku
l. Itidal
m. Sujud
n. Duduk di antara dua sujud
o. Sujud kedua
p. Tahiyat akhir
q. Mengucapkan salam
2. Doa sholat
Sumber: menunaikan shalat Istikharah hendaknya membaca doa yang menjadi inti dari permohonan.
Berdoa dengan penuh keyakinan atas pertolongan dari Allah SWT.
Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan doa hamba-Nya yang bersungguh-sungguh meminta kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya yang tertera dalam Quran Surat Al-Ghafir ayat 60 yang artinya:
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.
Adapun doa yang dianjurkan untuk dibaca seusai melaksanakan shalat adalah sebagai berikut:
Allahumma innii astakhiruka bi ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa talamu wa laa alamu, wa anta allaamul ghuyuub. Allahumma in kunta talamu anna hadzal amro khairul lii fii diinii wa maaasyi faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allaahumma in kunta talamu anna haadzal amro (sampaikan apa yang menjadi keraguan) khairul lii fii diinii wa maaasyii wa aaqibati amrii wa aajlihii fashrifhu annii wasrifnii anhu waqdir liyal khoiro haitsu kaana tsumma rodh dhinii bih.
Setelah berdoa hendaknya juga diikuti juga dengan istighfar dan memohon ampunan agar Allah menghapuskan segala dosa-dosa yang telah diperbuat.
Kemudian memohon agar dijauhkan dari segala keburukan.
Dalam pelaksanaannya, shalat hendaklah dilakukan dengan khusuk, ikhlas, penuh harap atas petunjuk dan pertolongan dari Allah taala.
Shalat Istikharah dapat dilakukan berulang-ulang hingga mendapatkan petunjuk yang dapat memantapkan hati dalam memutuskan suatu perkara.
Selain itu shalat Istikharah hendaknya juga diiringi dengan amalan-amalan lainnya seperti memperbanyak baca Alquran, melakukan puasa sunnah serta memberi infaq dan shadaqah.
Sumber: dilakukan dengan mengharapkan ridha dan pertolongan Allah SWT semata.
Shalat Isthikarah juga harus disertai dengan keyakinan bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik bagi setiap hamba-Nya.
Hal ini sejalan dengan hadits nabi berikut ini:
Aku sebagaimana prasangka hambaku kepada-Ku dan Aku bersamanya ketika ia berdoa kepada-Ku. (HR. Muslim)
Waktu Shalat Istikharah
Sumber: dengan waktu, pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah, shalat istikharah kapan dapat dilaksanakan dan apakah ada jam tertentu untuk mengerjakannya?
Sesungguhnya tidak ada aturan khusus yang mensyaratkan waktu dalam melaksanakan shalat Istikharah.
Baik itu sebelum tidur ataupun setelah bangun dari tidur.
Namun demikian, sebaiknya ditunaikan dimalam hari pada sepertiga malam terakhir dan kemudian dirangkai dengan ibadah shalat Tahajud.
Alasan mengapa disarankan memilih sepertiga malam terakhir dikarenakan waktu tersebut adalah merupakan salah satu waktu yang utama untuk berdoa.
Hal ini sebagaimana hadits riwayat Bukhari dan Muslim berikut ini:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda bahwa sesungguhnya pada sepertiga malam terakhir Allah SWT turun ke langit dunia dan berkata, Adakah yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Adakah yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Adakah yang memohon ampun, maka akan Aku ampuni.
Oleh karena itu, dengan mengerjakan shalat Istikharah pada sepertiga malam terakhir diharapkan kita bisa mendapatkan waktu yang mustajab.
Jawaban dan Petunjuk
Sumber: menunaikan shalat Istikharah, bagaimana selanjutnya kita dapat mengetahui petunjuk yang diberikan oleh Allah dalam menghadapi perkara yang menimbulkan kebimbangan di hati?
Apakah Allah akan membisikkan jawaban-Nya melalui mimpi disaat kita tengah terlelap tidur?
Meskipun shalat Istikharah adalah untuk memohon petunjuk, bukan berarti Allah akan langsung memberikan jawaban-Nya secara terang benderang.
Begitu juga dengan mimpi, tiada jaminan bahwa mimpi yang kita alami datang dari Allah sebagai petunjuk karena syaitan pun dapat masuk ke dalam mimpi seseorang.
Bahkan halusinasi dan bisikan hati juga dapat bepengaruh terhadap mimpi yang dialami seseorang ketika ia tengah tertidur.
Sebagai makhluk ciptaan-Nya yang dikaruniai akal dan naluri, kita dituntut untuk menggunakannya bersama dengan kepekaan, karena pada akhirnya kitalah yang akan memutuskan suatu perkara melalui petunjuk dan isyarat yang diberikan oleh Allah SWT.
Ada beberapa kemungkinan tentang pertanda bagaimana seseorang akan memperoleh jawaban atas permohonan yang dipanjatkan dalam shalat Istikharahnya, antara lain:
1. Seseorang akan mendapatkan sinyal-sinyal tentang apa yang sebaiknya dilakukan.
2. Dimantapkan hati dan merasa lapang dadanya untuk memilih atas satu diantara dua pilihan atau lebih.
3. Allah akan mengarahkannya dengan cara memudahkan dan membukakan jalan yang terbaik untuknya.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Sumber: /Bila shalat telah ditunaikan, doa-doa pun telah dipanjatkan, maka langkah selanjutnya yang dapat dilakukan sebagai seorang muslim adalah menjalani apa yang telah diputuskan dengan sebaik-baiknya.
Selalu berprasangka baik (husnuzan) kepada Allah SWT dan juga atas setiap ketetapan-Nya.
Yakinlah bahwa setiap keputusan yang dibuat dengan melibatkan Allah adalah yang terbaik.
Keutamaan Shalat Istikharah
Sumber: sunnah Istikharah adalah salah satu amalan yang dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW.
Shalat dan doa adalah merupakan salah satu ibadah yang paling dianjurkan ketika kita tengah menghadapi berbagai persoalan dan keruwetan dalam hidup karena tak hanya memohon petunjuk semata, melainkan juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Melalui shalat, kita terhubung langsung dengan sang pencipta, Tuhan seru sekalian alam.
Lebih dari itu semua, dengan menunaikan shalat Istikharah ketika keragua-raguan datang ke dalam diri seseorang, maka sikap berserah diri sepenuhnya (tawakal) kepada sang Khalik akan membawa manfaat ketenangan jiwa.
Mengembalikan segala persoalan yang tengah dihadapi kepada Allah SWT juga sebagai bentuk pengakuan diri sebagai makhluk ciptaan-Nya yang lemah.
Shalat istikharah menunjukkan ketergantungan seorang muslim kepada Rabbnya.
Tiada daya dan upaya selain atas kehendak dan pertolongan-Nya.
Mengerjakan shalat Istikharah juga berarti menjadikan pertimbangan agama sebagai hal yang mendasar untuk menentukan pilihan-pilihan dalam hidup.
Hal ini pada akhirnya tentu juga akan mendekatkan kepada sikap takwa.
Takwa itu sendiri tidaklah sebatas melakukan segala amalan shalih, tetapi juga disertai dengan keteguhan hati dalam meninggalkan segala yang dilarang Allah SWT.
Kaitan antara takwa dan tawakal dengan pertolongan dan janji Allah adalah dengan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Quran surat Ath-Talaq ayat 2-4.
Dengan melaksanakan Istikharah maka kita percaya bahwa apapun keputusan yang pada akhirnya dipilih adalah merupakan petunjuk dari Allah SWT sehingga akan dijauhkan dari segala bisikan syaitan.
Namun demikian, sebagian ulama juga berpendapat bahwa pelaksanaan shalat Istikharah tidaklah terbatas ketika seorang muslim tengah dilanda keragu-raguan dalam memutuskan sesuatu, tetapi juga ketika ia telah menetapkan suatu keputusan.
Jika ia sudah memantapkan hati dengan pilihannya tersebut maka tunaikanlah shalat dua rakaat yang kemudian diikuti dengan doa shalat Istikharah.
Sehingga bila hal tersebut baik baginya, maka Allah SWT akan mudahkan jalannya ketika ia melaksanakan apa yang menjadi urusannya tersebut.
Sebaliknya bila hal tersebut buruk baginya maka Allah akan menjauhkannya.
Melalui shalat Istikharah kita berupaya dengan perantara doa agar pilihan yang dibuat terhindar dari segala kemaksiatan dan keburukan yang mungkin muncul dikemudian hari.
Hal yang menjadi dasar umat muslim mengerjakan shalat Istikharah adalah hadits nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam. Sebagaimana disampaikan oleh Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Jika salah seorang diantara kalian hendak melakukan sesuatu, hendaklah terlebih dahulu mengerjakan shalat dua rakaat selain shalat fardlu, lalu berdoa: Ya Allah sesungguhnya aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu.
Sebagai seorang muslim, hendaknya kita kembali kepada Allah SWT setiap menghadapi berbagai persoalan.
Karena tiada sebaik-baik tempat mengadu dan memohon petunjuk serta pertolongan selain kepada-Nya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 45:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Artinya:
Carilah pertolongan (dari Allah) dengan cara bersabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.
Doa Shalat Istikharah Sebagai Pengganti Shalat Bagi Wanita Yang Sedang Berhalangan
Sumber: bagaimana dengan wanita yang sedang dihadapkan pada situasi dimana ia harus segera melaksanakan atau mengambil keputusan penting tetapi ia sedang dalam keadaan haid atau nifas?
Apakah ia boleh tetap mengerjakan shalat Istikharah?
Dalam Islam, wanita yang sedang berhalangan seperti tersebut diatas tidak boleh melakukan shalat.
Namun demikian, berdasarkan pendapat mazhab Hanafi, Maliki, dan Syafii, para wanita yang sedang haid atau nifas tetap boleh membaca doa yang dibaca saat shalat Istikharah dengan tanpa didahului oleh shalat tentunya.
Hal ini diperbolehkan mengingat bahwa pada dasarnya wanita yang sedang haid tetap diperbolehkan memanjatkan doa, berzikir, sedekah serta melakukan berbagai amal sholeh lainnya.
Dengan begitu tidak ada larangan bagi para wanita yang sedang berhalangan untuk melafazkan bacaan doa shalat Istikharah karena pada dasarnya shalat Istikharah sendiri adalah doa.
Yang menjadi pembeda dalam hal ini adalah tanpa didahului oleh shalat dua rakaat atau lebih.
Perbedaan Shalat Istikharah Dengan Tahajud
Sumber: Istikharah dan Tahajud merupakan ibadah shalat sunnah, lalu apa yang membedakan antara keduanya?
Ada beberapa perbedaan yang mendasar antara lain, Istikharah adalah shalat yang dikerjakan ketika seseorang dalam keraguan untuk menetapkan pilihan dengan kata lain shalat Istikharah dilaksanakan untuk memohon petunjuk, sedangkan shalat Tahajud merupakan shalat sunnah yang sifatnya lebih umum.
Makna umum disini adalah shalat tersebut tidak dikhususkan untuk satu keinginan tertentu saja.
Selain sebagai ibadah tambahan disamping shalat fardlu, shalat Tahajud juga untuk memohon ampunan dosa, mendekatkan diri kepada-Nya, dan juga agar Allah mengangkat derajat seseorang ke tempat yang terpuji sebagaimana firman Allah SWT dalam Quran surat Al-Isra ayat 79.
Shalat Tahajud adalah merupakan shalat sunnah muakad yakni shalat sunnah yang dikuatkan oleh syara.
Rasulullah sendiri menjadikan shalat Tahajud sebagai amalan wirid yang rutin dilakukannya setiap malam.
Shalat Tahajud adalah shalat sunnah yang utama setelah shalat fardlu lima waktu.
Sementara bila dilihat dari segi waktu pelaksanaannya, bila shalat Istikharah dapat dilakukan kapan saja (selain waktu yang dilarang untuk shalat), maka shalat Tahajud dikhususkan pada malam hari diantara shalat Isya dan Subuh dengan syarat dikerjakan setelah bangun tidur di waktu malam.
Waktu yang utama untuk menunaikannya adalah sepertiga malam yang akhir.
Dalam hal jumlah rakaat, shalat Istikharah dilakukan dua rakaat, meski demikian sebagian ulama juga berpendapat bahwa shalat istikharah dapat dilakukan hingga sebanyak-banyaknya dua belas rakaat dengan dua rakaat salam.
Sedangkan jumlah rakaat shalat sunat Tahajud sekurang-kurangnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas.
Kemudian shalat Tahajud ditutup dengan ibadah shalat Witir.
Semoga informasi tersebut bermanfaat ya.
Wallahu alam bisshowab.