Tata Cara Shalat Jamak Taqdim Dan Takhir
Salah satu rukun islam adalah shalat. Setiap umat muslim memang diperintahkan untuk shalat dalam sehari sebanyak 5 kali. Diantara ciri orang yang memiliki kewajiban shalat (Mukallaf) yaitu:
* Muslim.
* Aqil baligh.
* Berakal.
* Telah mendengar seruan agama.
Sholat adalah tiang agama. Sebagai muslim, tentu kita tidak diperbolehkan meninggalkan sholat. Apabila seseorang melalaikan sholat dengan sengaja maka ia berdosa. Sholat juga merupakan amalan yang pertama kali dihisap saat di akhirat. Maka itu, jangan sampai kita meninggalkan sholat disemasa hidup. Perintah sholat ini juga dijelaskan di Al-Quran.
Baca juga: Azab meninggalkan shalat jumat–Dosa meninggalkan shalat subuh
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,” (QS.al Baqarah:45)
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan sholat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,” (QS.al Baqarah: 3)
“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS.al Baqarah: 43)
Meskipun sholat wajib hukumnya bagi umat muslim. Namun ada keringanan-keringanan tertentu yang diberikan bagi pengikutnya yang tidak mampu. Misalnya untuk seseorang yang sakit, mereka boleh mengerjakan sholat dengan duduk atau berbaring. Begitupun saat berpergian, kita mendapatkan kemudahan sholat jamak.
Baca juga:
Definisi Shalat Jamak
Dalam agama, sholat jamak merupakan kegiatan menggabungkan dua sholat menjadi satu waktu. Misalnya dhuhur dan azar dijadikan satu, ditunaikan saat waktu dhuhur saja. Sehingga saat waktu ashar, kita tidak perlu melakukan sholat lagi.
Sholat jamak adalah rukhsah yang diberikan untuk orang-orang berpergian jauh atau kondisi darurat lain. Ketika mereka kesulitan melakukan ibadah sholat, maka sholatnya boleh dijamak.
Keringanan untuk menjalankan sholat jamak ini tentu bukan tanpa dasar. Hal ini dilandasi oleh dalil-dalil dan hadist yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melaksanakan sholat jamak saat perang tabuk.
Dari Muaz menceritakan bahwasanya Nabi Muhammad saw dalam Perang Tabuk apabila beliau berangkat sebelum tergelincir matahari, beliau mengakhirkan shalat Dhuhur sehingga beliau kumpulkan pada shalat Asar (beliau shalat Dhuhur dan Asar pada waktu Asar). Jika beliau berangkat sesudah tergelincir matahari, beliau melaksanakan shalat Dhuhur dan shalat Asar sefuiligus, kemudian beliau berjalan. Jiknbeliau berangkat sebelum Maghrib, beliau mengakhirkan shalat Maghrib sehingga beliau mengerjakan shalat Maghrib beserta Isya; dan jika beliau berangkat sesudahwaktu Maghrib, beliau menyegerakan shalat Isya dan beliau shalat Isya beserta Maghrib. (H.R. Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmizi).
Perlu diketahui bahwa sholat yang bisa dijamak adalah:
* Sholat dzuhur diringkas dengan Sholat Ashar, atau sebaliknya.
* Sholat Maghrib diringkas dengan Sholat Isyak, atau sebaliknya.
Sedangkan sholat subuh tidak diperbolehkan untuk dijamak dengan sholat lainnya.
Baca juga:
Orang yang Diperbolehkan Sholat Jamak
Tidak semua orang diperboleh sholat jamak. Hanya orang-orang tertentu saja yang mendapatkan keringanan ini, diantaranya yaitu:
1. Melakukan perjalanan (safar)
Musafir atau orang-orang yang melakukan perjalanan jauh diperbolehkan melakukan sholat jamak. Dengan ketentuan jarak yang ditempuh melebihi 2 marhalah atau lebih dari 89 kilometer.
Seseorang yang sakit parah, sehingga tidak memungkinkan berdiri atau duduk. Bahkan kondisinya sangat lemah untuk digerakkan, maka diperbolehkan melakukan sholat jamak.
Untuk orang yang memiliki udzur sangat mendesak, maka diperbolehkan melakukan sholat jamak. Misalnya saja hendak melakukan operasi atau pemeriksaan di dokter yang mana ia tidak mungkin meninggalkan maka solatnya boleh dijamak. Namun, perlu dicatat bahwa hal ini sebaiknya tidak dijadikan kebiasaan.
Pendapat ini didasari oleh hadist:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjamak shalat Zhuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya’ di Madinah padahal tidak ada rasa takut, tidak pula ada hujan” (HR Bukhari dan Muslim).
Abu az Zubair bertanya kepada Sa’id bin Jubair tentang mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuat demikian. Kata Sa’id, “Hal itu sudah kutanyakan kepada Ibnu Abbas. Jawaban Ibnu Abbas, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin untuk tidak menyusahkan satupun dari umatnya’.
Baca juga:
1. Jamaah Haji yang Hendak ke Muzdalifah
Orang-orang yang menunaikan haji dan kesulitan melakukan sholat tepat waktu, maka diperbolehkan melakukan sholat jamak. Khususnya saat hendak berpergian ke Muzdalifah. Hal ini didasari hadist:
Dari Abi Ayyub al-Anshari ra. Bahwa Rasulullah SAW menjama` Maghrib dan Isya` di Muzdalifah pada haji wada`. (HR Bukhari ).
Terdapat sebuah hadist yang memperbolehkan kita untuk melakukan sholat jamak di saat hujan. Namun sholat yang boleh dijamak hanya Maghrib dan Ashar. Sedangkan untuk sholat Dzuhur dan Ashar tidak ada keterangannya.
Pendapat ini didasari hadist:
Dari Ibnu Abbas ra. Bahwa Rasulullah SAW menjama` zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya` di Madinah meski tidak dalam keadaan takut maupun hujan.” (HR Muslim 705).
Dari Nafi` maula Ibnu Umar berkata, ”Abdullah bin Umar bila para umaro menjama` antara maghrib dan isya` karena hujan, beliau ikut menjama` bersama mereka”. (HR Ibnu Abi Syaibah).
Dari Ibnu Abbas RA. Bahwa Rasulullah SAW shalat di Madinah tujuh atau delapan. Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya`”. Ayyub berkata, ”Barangkali pada malam turun hujan?”. Jabir berkata, ”Mungkin”. (HR Bukhari dan Muslim).
Baca juga:
Syarat Sahnya Sholat Jamak
Sebagaimana sholat fardhu pada umumnya, terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sholat jamak sah di sisi Allah Ta’ala. Diantaranya yaitu:
* Berwudhu untuk menghilangkan najis.
* Menutup aurat.
* Menghadap kiblat.
* Menjalankan rukun sholat fardhu sebagaimana umumnya.
* Niat sholat jamak.
* Kedua sholat dilakukan secara berurutan tanpa diselingin aktivitas apapun. Jadi setelah salam, langsung berdiri lagi untuk sholat kedua. Tidak perlu dzikir, mengobrol, makan atau lainnya.
Jenis-Jenis Sholat Jamak
Sholat jamak tentu boleh dijadikan main-main. Semisal kita sedang malas lalu menjamak sholat. Atau mau pergi ke mall lalu menjamak sholat. Tentu hal itu salah ya! Sholat jamak hanya boleh dilakukan oleh seseorang yang benar-benar dalam kondisi darurat.
Adapun jenis sholat jamak dibedakan menjadi 2 macam yakni jamak taqdim dan jamak takhir.
Jamak Taqdim yaitu meringkas atau mengerjakan 2 sholat fardhu sekaligus di waktu sholat yang pertama. Yakni:
* Sholat Dzuhur dan Ashar, dikerjakan saat waktu Dzuhur.
* Sholat Maghrib dan Isya’, dikerjakan saat waktu Maghrib.
Jamak Takhir yaitu meringkas atau mengerjakan 2 sholat fardhu sekaligus di waktu sholat yang terakhir. Yakni:
* Sholat Dzuhur dan Ashar, dikerjakan saat waktu Ashar.
* Sholat Maghrib dan Isya’, dikerjakan saat waktu Isya’.
Baca juga:
Niat Solat Jamak Taqdim
Berikut adalah niat saat melaksanakan shalat jamak taqdim, yaitu:
* Niat solat jamak taqdim dzuhur dan ashar (Dilakukan saat waktu dzuhur)
“Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al ashri adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: Aku sengaja sholat fardu dhuhur 4 rakaat yang dijama’ dengan Ashar, fardu karena Allah Ta’aala.
* Setelah selesai sholat dzuhur, langsung dilanjut sholat ashar dengan bacaan niat:
“Ushollii fardlozh ashri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al dzuhri adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: Aku berniat sholat ashar 4 rakaat dijama’ dengan dhuhur, fardhu karena Allah Ta’aala.
* Niat solat Jamak Taqdim Maghrib dan Isya’ (Dilakukan saat waktu maghrib)
“Ushollii fardlozh maghribi thalaatha raka’aatin majmuu’an ma’al ‘isyaa’i jam’a taqdiimin adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: Aku sengaja sholat fardu maghrib 3 rakaat yang dijama’ dengan isyak, dengan jama’ taqdim, fardu karena Allah Ta’aala.
* Setelah selesai sholat maghrib, langsung dilanjut sholat isya’ dengan bacaan niat:
“Ushollii fardlozh ‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al maghiribi jam’a taqdiimin adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: Aku berniat sholat isyak empat rakaat dijamak dengan magrib, dengan jama’ taqdim, fardhu karena Allah Ta’aala.
Niat Shalat Jamak Takhir
Setelah Niat shalat jamak taqdim, berikut ini adalah niat untuk shalat jamak takhir, yaitu:
* Niat solat Jamak Takhir Dzuhur dan Ashar
“Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al ashri adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: Aku sengaja sholat fardu dhuhur 4 rakaat yang dijama’ dengan Ashar, fardu karena Allah Ta’aala.
* Setelah selesai sholat dzuhur, langsung dilanjut sholat ashar dengan bacaan niat:
“Ushollii fardlol ‘ashri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’azh zhuhri adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: “Aku sengaja sholat fardu Ashar 4 rakaat yang dijama’ dengan dhuhur, fardu karena Allah Ta’aala”
* Niat solat Jamak takhir Maghrib dan Isya’
“Ushollii fardlozh maghribi thalaatha raka’aatin majmuu’an ma’al ‘isyaa’i Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: Aku sengaja sholat fardu maghrib 3 rakaat yang dijama’ dengan isyak, dengan jama’ takhir, fardu karena Allah Ta’aala.
* Setelah selesai sholat maghrib, langsung dilanjut sholat isya’ dengan bacaan niat:
“Ushollii fardlozh ‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al magribi Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: Aku berniat sholat isya’ empat rakaat yang dijama’ dengan magrib, dengan jama’ takhir, fardhu karena Allah Ta’aala.
Baca juga:
Demikianlah penjelasan mengenai tata cara sholat jamak, dari definisi, syarat dan niatnya. Semoga dapat membantu.