Tidur Lebih Cepat Bantu Kamu Terhindar Dari Risiko Penyakit
Kamu yang sering bergadang sebaiknya segera tinggalkan kebiasaan buruk tersebut. Sebab, studi teranyar mengungkapkan bahwa orang yang tidur lewat tengah malam berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan disfungsi sosial.
Tim peneliti menyimpulkan bahwa mereka yang hampir tiap hari kurang tidur karena bergadang memiliki fisik yang tidak aktif, kebugaran aerobik rendah, dan membakar sedikit lemak dibandingkan mereka yang tidur lebih cepat, setidaknya sebelum tengah malam.
Orang-orang yang terbiasa bergadang, tidur tengah malam, dan kurang tidur, kata peneliti, cenderung lebih resisten terhadap insulin. Artinya, mereka membutuhkan lebih banyak insulin agar otot tubuh mendapatkan energi.
Hasil penelitian tersebut telah terpublikasi pada jurnal Experimental Physiology.
Dr James Tita, Kepala Tenaga Medis di Toledo, Mercy Health, Amerika Serikat, dengan spesialisasi gangguan tidur dan perawatan kritis paru, yang tidak melakukan penelitian, mengaku setuju dengan hasil studi tersebut.
“Namun, saya pikir ini (hasil studi) tantangan untuk ditelusuri lebih dalam, mungkin untuk masa depan – ketika kita melihat hal-hal seperti obat-obatan yang sudah bisa dipersonalisasi – bagaimana kesehatan terkait kebiasaan tidur seseorang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Saya pikir ini studi yang menarik,” katanya.
Penulis studi menjelaskan secara rinci mengenai kesimpulan akhir dari penelitian mereka.
Menurut penulis studi senior Steven Malin, seorang profesor di departemen kinesiologi dan kesehatan di Rutgers University, New Jersey, kesehatan tubuh, langsung atau tidak langsung, ada hubungannya dengan jam tubuh dan kronotipe. Sedangkan, kronotipe tidur ternyata ikut memengaruhi metabolisme manusia.
Setiap orang memiliki jam tubuh internal 24 jam yang mengatur pelepasan melatonin, menyebabkan kita tertidur saat tubuh memproduksi hormon dan terbangun saat produksi selesai. Proses yang demikian, dalam dunia medis, dikenal sebagai ritme sirkadian.
Jika kamu seorang yang suka bangun pagi, ritme sirkadian melepaskan melatonin jauh lebih awal dari biasanya, membuat kamu paling aktif di pagi hari. Sebaliknya, jam tubuh internal kelompok burung hantu (suka bergadang) mengeluarkan melatonin jauh lebih lambat, menunda aktivitas puncak, dan kewaspadaan hingga sore sampai malam hari.
Kronotipe tidur dapat memengaruhi produktivitas dan kinerja aktivitas, fungsi sosial dan kebiasaan gaya hidup. Orang yang tidur lebih awal, mereka cenderung aktif saat siang hari sesuai dengan fungsi tubuh manusia. Oleh karena itu, mereka memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.
Sementara itu, orang-orang yang doyan bergadang dan bangun siang, cenderung mengonsumsi kafein, tembakau, dan alkohol ketika tubuh dalam mode sirkadian. Kondisi ini mengganggu fungsi organ dalam. Kemudian, mereka juga biasa melewatkan sarapan dan makan lebih banyak di sore serta malam hari ketika tubuh kita berada dalam mode istirahat.
Para peneliti melihat kelompok yang tidur lebih malam memiliki perut yang lebih buncit, terlepas berat badan mereka normal atau berlebih. Tumpukan lemak dalam perut, menurut dr Malin, memicu datangnya penyakit dan penurunan kesehatan secara menyeluruh.
“Orang yang biasanya tidur lebih lambat dan bangun lebih lambat memiliki risiko penyakit jantung, penyakit kardiovaskular, diabetes, gangguan kejiwaan seperti kecemasan dan depresi yang lebih tinggi, dan bahkan tingkat penyalahgunaan alkohol yang lebih tinggi,” urai dr Tita.
Mengatur ulang waktu tidur, kata dr Tita, bukanlah sesuatu yang mudah untuk kebanyakan orang yang terbiasa tidur lewat tengah malam.
“Setiap minggu kami menyuruh mereka (pasien) tidur 15 menit lebih awal, sampai mereka kembali ke jadwal yang lebih normal. Apa yang kami lakukan adalah selama beberapa minggu, secara bertahap, mencoba menggeser jam biologis mereka, jadi mereka tidur lebih awal dan kemudian mereka bangun lebih awal,” paparnya.
Jadi, misalkan menggeser waktu tidur dari jam 1 pagi ke jam 11 malam akan memakan waktu sekitar delapan minggu.
“Masalahnya adalah bahwa setiap gangguan tidur, apakah itu karena alasan yang baik atau tidak, apakah itu terkait dengan pekerjaan kita, memiliki efek fisiologis pada tubuh kita dan kita tahu bahwa orang-orang yang bekerja piket malam, terutama orang-orang dengan waktu kerja bergiliran, mereka berpotensi memiliki masalah kesehatan yang jauh lebih tinggi,” ungkapnya.
Nah, untuk kamu yang suka bergadang, coba perhatikan waktu tidurmu lagi ya gengs, jangan sampai kamu terlalu sering tidur lewat tengah malam. Kalau masih bisa ditunda, ada baiknya tunda kegiatanmu hingga keesokan harinya. Your bed misses you, gengs.