Cara Mengatasi Batuk Dan Gatal Tenggorokan Di Malam Hari

Sangat mengganggu dan bikin jengkel, batuk dan gatal tenggorokan di malam hari ternyata bisa diatasi dengan mudah.

Gatal tenggorokan yang mencetuskan batuk memiliki beragam penyebab, mulai dari masalah ringan seperti paparan debu dan asap, hingga penyakit tertentu seperti alergi dan infeksi.

Apapun penyebabnya, batuk adalah mekanisme perlindungan tubuh untuk membersihkan jalan napas. Melalui mekanisme batuk, debu, kotoran, lendir dan sesuatu yang berbahaya segera dikeluarkan sehingga tidak masuk ke dalam organ vital pernapasan, yakni paru-paru.

Namun, terkadang batuk begitu mengganggu sehingga harus diatasi. Untuk bisa mengatasi batuk dan gatal tenggorokan di malam hari, maka kita harus mengenali penyebab atau faktor pencetusnya untuk kemudian dapat disingkirkan. Bukan menekan respon batuknya.

Ya, keluhan gatal tenggorokan dan batuk memiliki pola gejala dan karakteristik tertentu yang menunjukkan masalah atau penyebab yang melatarinya. Memang terkadang sulit, sehingga memerlukan pertolongan dokter.

Namun setidaknya, penjelasan di bawah ini akan membantu kita mendeteksi masalah tenggorokan gatal untuk kemudian dapat ditemukan upaya untuk mengatasinya dengan mudah di rumah.

Kenali Penyebab Batuk dan Gatal Tenggorokan di Malam hari
1. Post Nasal Drip
> Tenggorokan gatal, batuk, dan mungkin disertai pilek.

Peradangan pada sinus yang ada di rongga tulang sekitar hidung dapat menghasilkan lendir. Pada malam hari saat posisi terlentang, lendir ini menetes ke tenggorokan, terasa menggelitik nan gatal sehingga memicu batuk.

Tidak hanya sinusitis, post nasal drip ini juga bisa terjadi akibat:

* Sinusitis. Nyeri di sekitar hidung dan dahi, terasa lebih sakit saat menunduk dan terkadang demam.
* Alergi. Disertai dengan gejala mata gatal dan bersin-bersin tanpa demam.
* Influenza atau batuk pilek. Disertai demam, sakit kepala, bersin-bersin dan hidung tersumbat.

Jika curiga alergi, cobalah obat antihistamin yang dijual bebas. Tetapi jika itu tidak membantu setelah beberapa minggu, temui dokter.

Jika ini disebabkan oleh influenza, maka dapat mencoba obat flu kombinasi yang banyak dijual, atau menggunakan pendekatan alami dengan menghirup uap hangat dari air panas untuk membantu meredakan hidung tersumbat.

Namun, apabila batuknya menetap lebih dari seminggu, sebaiknya temui dokter untuk menyingkirkan infeksi sinus ataupun lainnya yang mungkin memerlukan terapi antibiotik.

2. Asma
> Tenggorokan gatal, batuk, dan nafas sesak disertai mengi.

Keluhan gatal tenggorokan di malam hari disertai dengan batuk kering dengan nafas berbunyi atau mengi (wheezing). Penderita asma mengalami peradangan dan penyempitan saluran nafas yang menuju paru-paru sehingga menyebabkan kesulitan bernafas serta mengi dan batuk.

Batuk sering memburuk di malam hari atau saat berolahraga. Selain itu, sesak dada, sesak napas, dan kelelahan mungkin menyertai asma.

Dua jenis obat dapat mengobatinya, yaitu obat pelega cepat yang diminum saat serangan (bronkodilator seperti albuterol, yang bekerja melebarkan saluran nafas sehingga mudah untuk bernapas) dan obat pengendali asma yang di minum setiap hari, seperti Antagonis reseptorleukotrien.

Cara cepat yang juga dapat dilakukan saat sesak terasa berat, yaitu dengan terapi inhalasi menggunakan nebulizer.

3. GERD
> Batuk saja, atau disertai rasa panas pada uluhati hingga dada, dan sering bersendawa.

GERD merupakan singkatan dari gastroesophageal reflux disease adalah ketika asam dari lambung kembali naik (refluks) ke kerongkongan. Bahkan kondisi ini menjadi penyebab paling umum kedua dari batuk kronis, menyebabkan sekitar 40% kasus.

Jika keluhan yang dialami hanya berupa batuk di malam hari, kemungkinan naiknya asam lambung bisa menjadi penyebabnya. Alasannya, asam lambung bisa merambat naik ke kerongkongan dengan lebih mudah ketika tubuh berbaring untuk tidur di malam hari.

Batuk yang disebabkan oleh GERD menjadi lebih buruk ketika berbaring atau makan. Bahkan seringkali dimulai segera setelah berbaring di tempat tidur pada malam hari. Gejala lain yang dapat menyertai berupa perut mulas, rasa panas di ulu hati hingga dada, dan sering bersendawa.

Cara memastikan GERD, diperlukan tes diagnostik yang mungkin termasuk x-ray atau endoskopi yang dapat dilakukan oleh dokter.

Cara mengatasi batuk di malam hari akibat GERD yaitu menggunakan obat penurun asam lambung, seperti antasida atau obat yang telah diresepkan oleh dokter. Hindari makan menjelang tidur, makan paling tidak tiga atau empat jam sebelum tidur untuk menghindari batuk sepanjang malam.

4. PPOK
> Batuk kronik yang menghasilkan banyak lendir dahak, terutama di pagi hari.

PPOK atau penyakit paru obstruktif kronis, termasuk bronkitis kronis dan emfisema; penyebab utamanya adalah merokok.

Batuk PPOK membaik seiring berjalannya hari. Pasien dengan PPOK juga mengalami sesak napas, terutama dengan aktivitas fisik; mengi; kelelahan; dan sesak dada.

Tes fungsi paru-paru seperti spirometri dan rontgen dada digunakan untuk mendiagnosis PPOK.

Batuk di malam hari akibat PPOK dapat diobati dengan obat – obatan seperti bronkodilator dan steroid inhalasi; juga penting untuk berhenti merokok. Dalam kasus ekstrim, mungkin diperlukan terapi oksigen dan perawatan.

5. Efek Samping Obat
> Tenggorokan gatal dan kering pada penggunaan obat darah tinggi.

Sekelompok obat yang dikenal sebagai ACE inhibitor biasanya diresepkan untuk mengobati tekanan darah tinggi; salah satu efek samping obat ini dapat menyebabkan batuk pada sekitar 20% pasien.

Batuk yang berhubungan dengan pengobatan dimulai beberapa minggu setelah memulai pengobatan ini. Apabila batuk yang dialami ringan saja, maka dapat dianjurkan untuk beralih ke ACE inhibitor yang berbeda. Namun, apabila parah, maka lebih baik beralih ke jenis obat tekanan darah, seperti angiotensin receptor blocker atau ARB.

6. Pneumonia
> Awalnya batuk kering yang setelah beberapa hari berubah menjadi batuk basah dengan lendir berwarna kuning, hijau, dan / atau merah atau berwarna karat.

Gejala tambahan pada pneumonia (paru-paru basah) termasuk demam, kedinginan, sulit bernapas, dan nyeri saat bernapas dalam atau batuk.

Dokter mendeteksi penyakit radang paru-paru ini dengan mendengarkan dada dengan stetoskop, meskipun tetap diperlukan rontgen dan tes darah untuk menentukan apakah itu virus atau bakteri.

Cara mengatasi batuk paru-paru basah akibat bakteri adalah dengan antibiotik. Jika penyebabnya virus, maka satu-satunya obat adalah istirahat, obat batuk yang dijual bebas, dan sup ayam.

Cara Umum Mengatasi Gatal Tenggorokan dan Batuk di Malam hari
Bagi Anda yang belum juga dapat memastikan penyebab batuk dan gatal tenggorokan yang dialami, tak perlu terlalu khawatir, terapkan cara yang berlaku umum di bawah ini.

Tips mengatasi batuk dan gatal tenggorokan di malam hari:

* Gosok gigi sebelum tidur
* Berkumur dengan air garam hangat
* Minum air hangat
* Minum dua sendok madu asli, bisa dicampur dengan air hangat
* Bebaskan ruangan dari debu dan asap
* Atur suhu rungan dan sirkulasi udara sebaik mungkin
* Tinggikan bantal saat tidur
* Jangan langsung tidur setelah makan, berilah jeda 2 – 3 jam.

Saatnya pergi ke dokter
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tidak semua kasus batuk dan gatal tenggorokan di malam hari dapat diatasi sendiri di rumah. Untuk itu, jika mengalami gejala-gejala berikut, segera kunjungi dokter:

* Batuk tak kunjung sembuh selama lebih dari satu minggu
* Demam
* Sesak nafas
* Menghasilkan dahak kuning kehijauan atau batuk berdarah

* Healthline. 2017. How to Stop Coughing at Night
* Maggie O’Neill, Health.com. 2020. Coughing at Night? Doctors Explain 7 Possible Causes—and How to Treat Them
* WebMD. 2015. 8 Tips for Nighttime Cough Relief