Laporan Lengkap Pemuliaan Tanaman

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Menyelesaikan Matakuliah Pemuliaan Tanaman

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Judul: Laporan Lengkap Praktikum Pemuliaan Tanaman

Tujuan: Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman jagung, padi kacang tanah dan kacang panjang.

Nama: Deristan N Labania

Stambuk: E Program Studi: Agroteknologi

Fakultas: Pertanian

Universitas: Tadulako

Koordinator Asisten Asisten Penanggung jawab

Ody Dipayana Putra, Sp Hendra H Lasimpara

Penanggung jawab praktikum

Matakuliah pemuliaan tanaman

NIP Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu menyertai dalam pembuatan laporan ini sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan laporan ini, yang mudah mudahan tanpa kekurangan suatu apapun. Laporan ini disusun berdasarkan praktikum yang dilakukan di Lab. Hama Penyakit dan Tanaman (HPT) dalam pengujian setiap kegiatan dapat melihat hasil yang dapat kita capai.

Tak lupa penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak berperan penting dalam membantu penyusunan laporan ini, yaitu kepada bapak dan ibu sebagai dosen pembimbing yang banyak memberikan semangat dan masukan baik dalam teori maupun pelaksanaannya.

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik sang pencipta dan saya selaku penulis sangat mengharapkan saran maupun kritik yang bersifat membangun dari pembaca karena penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini pastilah jauh dari kesempurnaan. Semoga laporan saya ini dapat menambah dan sedikit memberikan informasi dalam dunia pertanian. Amin

SAMPUL …………………………………………………………………………..i

SAMPUL DALAM…………………………………………………………………ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………..………..iii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………………v

1.1Latar Belakang……………………………………………………….. ………….1

1.2 Tujuan Pustaka…………………………………………………..…4

2.1 Budidaya Tanaman jagung…………………….……..……………5

2.1.1 Teknik Budidaya……………………………………………………………………5

2.1.2 Morfologi………………………………………….…..……………9

2.1.3 Bagian-Bagian Bunga Beserta fungsinya………..…………….…14

2.2 Budidaya Tanaman padi……………………………..……………15

2.2.1 Teknik budidaya……………………………………………………16

2.2.2 Morfologi……………………………………………..……….….17

2.3 Budidaya Tanaman kacang tanah…………………………………21

2.3.1 Teknik Budidaya…………………………………………………………………..21

2.3.2 Morfologi………………………………………………..………..22

2.4 Budidaya Tanaman kacang panjang……………………..………25

2.4.1 Teknik Budidaya…………………………………………………………………..25

2,4.1 Morfologi…………………………………….……………..…….26

3.1 Waktu dan Tempat………………………..………………………28

3.2 Alat dan Bahan……………………………………………………..28

3.3 Cara Kerja………………………………………………………….28

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Hasil…………………………………………………………………30

4.2 Pembahasan…………………………………………………………31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………33

5.2 Saran………………………………………………………………..33

Sebelum berkecambah serbuk sari memiliki dua buah inti yang disebut dengan inti vegetatif dan inti generatif. Pada waktu mulai berkecambah, inti generatif yang disebut pula dengan inti sperma membelah diri. Pertumbuhan tabung sari di kendali oleh inti vegetatif. Sedangkan tugas kedua inti sperma adalah melakukan pembuahan dalam kepala putik.

Serbuk sari yang berkecambah di atas kepala putik akan tumbuh memanjang ke bawah dan masuk ke dalam saluran tangkai putik menuju ke bakal buah sampai ujungnya menyentuh kantung embrio. Dengan demikian tabung sari harus lebih panjang dari tangkai putik. Panjang tangkai putik bungan jagung dapat mencapai c. Pada umumnya pertumbuhan tabung sari dalam saluran tangkai putik berjalan lamban. Untuk mencapai bakal biji diperlukan waktu antara 5-60 jam, bahkan kadang-kadang dapt mencapai 5 hari atau lebih.

Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehing Penyerbukan (pollination) artinya perpindahan serbuk sari dari benang sari ke kepala putik. Mekanisme jatuhnya serbuk sari ke kepala putik disebabkan oleh beberapa hal antara lain: Letak kepala putik pada bunga tepat di bawah benang sari, sehingga serbuk sari jatuh tepat di atas ke kepala putik dengan mudah; kepala putik menempel pada kepala sari, jika kepala sari pecah maka serbuk sari jatuh di atas kepala putik dan berlangsung penyerbukan; serbuk sari tertiup angin atau terbawa serangga dan secara kebetulan serbuk sari tersebut jatuh diatas kepala putik.

Kepala putik yang siap mengalami penyerbukan ditandai dengan keluarnya lendir (nektar) yang mengandung larutan gula dan zat-zat lain yang diperlukan untuk perkecambahan serbuk sari. Jika serbuk sari jatuh di atas kepala putik, maka dalam keadaan normal serbuk sari akan menyerap cairan yang dihasilkan oleh putik, dan selanjutnya akan mengembang dan berkecambah. Pada saat itulah salah satu pori pada dinding luar serbuk sari pecah, karena serbuk sari terus menerus menyerap cairan kepala putik, maka volume serbuk sari akan bertambah besar dan isi serbuk sari yang terbungkus oleh selaput dan lunak dapat keluar melalui pori yang telah pecah membentuk tabung sari (pollentube). Yang lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan suhu.

Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga betina.

Padi (Oryza Sativa L) merupakan tanaman pangan utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Tanaman ini termasuk dalam family Graminae dan merupakan biji-bijian yang penting di daerah tropis dan subtropis yang berperan sangat besar bagi tanaman. Salah satu masalah pertanian yang dihadapi pada saat sekarang dan masa yang akan dalang adalah penyediaan pangan yang cukup terutama beras. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya menyebabkan kebutuhan akan beras terus meningkat. Sedangkan persediaan beras relative terbatas. Kebutuhan akan beras terus meningkat dari tahun ketahun, seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Hal ini tidak dapat diimbangi dengan kenaikan produksi padi, sehingga penyediaan beras merupakan masalah penting dalam kebijaksanaan perekonomian di Indonesia.

Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan utama selain beras. Di bidang industri, kacang tanah digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun dan minyak goreng. Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit/diambil minyaknya) dan dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat daun kacang tanah, selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus juga digunakan sebagai bahan pakan ternak serta pupuk hijau. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50%), protein (27%), karbohidrat serta vitamin juga mengandung mineral antara lain Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur.

Produksi kacang tanah per hektar masih belum dapat optimal. Melihat pentingnya komoditi tersebut, maka perlu diupayakan optimalisasi produksi kacang tanah. Upaya optimalisasi produksi kacang tanah dipengaruhi ketersediaan benih bermutu. Permintaan benih kacang tanah yang tinggi, tidak dapat diimbangi dengan kemampuan dalam memproduksi benih kacang tanah, sehingga pengembangan usaha produksi benih kacang tanah masih cukup potensial untuk dikembangkan. Harga benih kacang tanah yang relatif stabil merupakan salah satu keunggulan dalam usaha produksi benih kacang tanah.

Mahasiswa diharapkan mampu megetahui teknik budidaya tanaman dan teknik persilangan pada tanaman jagung, padi, kacang panjang dan kacang tanah.

Iklim yang kehendaki oleh sebagian besar tanaman adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah, jagung dapat tumbuh didaerah yang terletak antara 0-5 derajat LU hingga 0-40 derajat LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musimkemarau. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari.

Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/merana dan memberikan biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara dserajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimum tanah harus gembur, subur dan kaya humus. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain andosol, latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhan. Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 5,6-7,5. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadi erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan teras terlebih dahulu.

Jagung dapat ditanam di Indonesia dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum antara m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.

Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam cm, diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata. Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran drainase.

Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak tanaman harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas mempunyai populasi optimum yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat ditanam dengan menggunakan jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau 100 cm x 20 cm dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah.

Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak diserap tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Nitrogen dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji. Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Kekurangan nitrogen dalam tanaman walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil. Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut, khususnya saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat sebelum tanaman setinggi lutut. Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi lutut sampai selesai pembungaan.

Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap terus di pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan. Penurunan hasil yang disebabkan oleh persaingan gulma sangat beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi dan jenis gulma serta faktor budidaya lainnya. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut. Agar tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau merusak akar tanaman.

Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu pemupukan kedua. Pembubuan selain untuk memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan. Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun.Daun jagung segar dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari hasil penelitian pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh.

Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu berbunga yang membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus menerus. Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau menggunakan pompa air bila kesulitan air.

Bagian-bagian tanaman jagung dapat dideskripsikan sebagai berikut : Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (graminae) dari subfamili myadeae. Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah teosinte dan tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung. Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah pertanaman jagung.

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi serabut akar tebal.

Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri atas 52% akar adventif seminal dan 48% akar nodal. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air.

Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransi tanaman terhadap cekaman aluminium. Tanaman yang toleran aluminium, tudung akarnya terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar (Syafruddin 2002). Pemupukan nitrogen dengan takaran berbeda menyebabkan perbedaan perkembangan (plasticity) sistem perakaran jagung (Smith et al. 1995).

Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan bundles yang tinggi, dan lingkaran-lingkaran menuju perikarp dekat epidermis.

Kepadatan bundles berkurang begitu mendekati pusat batang. Konsentrasi bundles vaskuler yang tinggi di bawah epidermis menyebabkan batang tahan rebah. Genotipe jagung yang mempunyai batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal di bawah epidermis batang dan sekeliling bundles vaskuler (Paliwal 2000). Terdapat variasi ketebalan kulit antargenotipe yang dapat digunakan untuk seleksi toleransi tanaman terhadap rebah batang. Sesudah koleoptil muncul di atas permukaan tanah, daun jagung mulai terbuka. Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang.

Jumlah daun umumya berkisar antara helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di daerah beriklim sedang (temperate) (Paliwal 2000). Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal panjang, lebar, tebal, sudut, dan warna pigmentasi daun. Lebar helai daun dikategorikan mulai dari sangat sempit (11 cm). Besar sudut daun mempengaruhi tipe daun. Sudut daun jagung juga beragam, mulai dari sangat kecil hingga sangat besar (Gambar 1). Beberapa genotipe jagung memiliki antocyanin pada helai daunnya, yang bisa terdapat pada pinggir daun atau tulang daun. Intensitas warna antocyanin pada pelepah daun bervariasi, dari sangat lemah hingga sangat kuat.Bentuk ujung daun jagung berbeda, yaitu runcing, runcing agak bulat, bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul.

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun jagung, yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant). Daun erect biasanya memiliki sudut antara kecil sampai sedang, pola helai daun bisa lurus atau bengkok. Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok. Jagung dengan tipe daun erect memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi. Kepadatan tanaman yang tinggi diharapkan dapat memberikan hasil yang tinggi pula.

Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga betina.

Demikian pula halnya primordia ginaecium pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan (Palliwal 2000). Serbuk sari (pollen) adalah trinukleat. Pollen memiliki sel vegetatif, dua gamet jantan dan mengandung butiran-butiran pati. Dinding tebalnya terbentuk dari dua lapisan, exine dan intin, dan cukup keras. Karena adanya perbedaan perkembangan bunga pada spikelet jantan yang terletak di atas dan bawah dan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen pecah secara kontinu dari tiap tassel dalam tempo seminggu atau lebih.

Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan kelobot.Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga betina muncul (silking). Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari spikelet yang terletak pada spike yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai (tassel), kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas juta serbuk sari. Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau tertiup angin sehingga terjadi penyerbukan silang.

Dalam keadaan tercekam (stress) karena kekurangan air, keluarnya rambut tongkol kemungkinan tertunda, sedangkan keluarnya malai tidak terpengaruh. Interval antara keluarnya bunga betina dan bunga jantan (anthesis silking interval, ASI) adalah hal yang sangat penting. ASI yang kecil menunjukkan terdapat sinkronisasi pembungaan, yang berarti peluang terjadinya penyerbukan sempurna sangat besar. Semakin besar nilai ASI semakin kecil sinkronisasi pembungaan dan penyerbukan terhambat sehingga menurunkan hasil. Cekaman abiotis umumnya mempengaruhi nilai ASI, seperti pada cekaman kekeringan dan temperatur tinggi.Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut tongkol.

Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop), di mana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari, bergantung pada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam 4-16 jam sesudah terlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam jam dan biji mulai terbentuk sesudah hari. Setelah penyerbukan, warna rambut tongkol berubah menjadi coklat dan kemudian kering.

Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas baris biji yang jumlahnya selalu genap. Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau testa, membentuk dinding buah.

Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu (a) pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari organisme pengganggu dan kehilangan air; (b) endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan (c) embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule, akar radikal, scutelum, dan koleoptil (Hardman and Gunsolus 1998). Pati endosperm tersusun dari senyawa anhidroglukosa yang sebagian besar terdiri atas dua molekul, yaitu amilosa dan amilopektin, dan sebagian kecil bahan antara (White 1994). Namun pada beberapa jenis jagung terdapat variasi proporsi kandungan amilosa dan amilopektin. Protein endosperm biji jagung terdiri atas beberapa fraksi, yang berdasarkan kelarutannya diklasifikasikan menjadi albumin (larut dalam air), globumin (larut dalam larutan salin), zein atau prolamin (larut dalam alkohol konsentrasi tinggi), dan glutein (larut dalam alkali). Pada sebagian besar jagung, proporsi masing-masing fraksi protein adalah albumin 3%, globulin 3%, prolamin 60%, dan glutein 34% (Vasal 1994).

2.1.3 Bagian-bagian Bunga beserta Fungsingnya

Tangkai bunga merupakan bagian yang berada pada bagian bawah bunga. Tangkai ini berperan sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga dan batang atau ranting.

Tanaman jagung tidak memiiki kelopak bunga karena bunga jantan dan betina tanaman jagung terpisah satu dengan yang lainnya. Namun tanaman jagung memiliki kelobot yag berfungsi sebagai pelindung bunga betina(tongkol jagung) dari ganguan luar atau serangan hama dan penyakit.

Mahkota bunga jagung berupa Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan kelobot silk berfungsi sebai tempat melekatnya serbuk sari pada saat proses penyerbukan.

Merupakan alat kelamin betina. Putik terdapat tanaman jagung terdapat didalam kelobot yang sering disebut tongkol apabila serbuk sari dari bunga jantan jatuh dan menempel pada silk maka gamet jantan tersebut akan disalurkan kedalam tongkol jagung melalui rambut jagung dan membentuk biji.

Benang sari tanaman jagung terdapat pada bagian pucuk tanaman jagung. Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan.serbuk sari tanaman jagung dihasilkan terpisah jauh dari bunga betinanya sehingga memerlukan bantuan angina tau serangga untuk melakukan proses penyerbukan.

2.2 Tanaman padi (Oriza sativa L.)

Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi.

Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara cm dengan pH antara 4 -7.

Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai. Perlakuan sebagai upaya persiapan Benih terlebih dahulu direndam dalam air dengan maksud seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung, melayang harus dibuang agar terjadi proses tisiologis.

Proses tisiologis berarti terjadinya perubahan didalam benih yang akhimya benih cepat berkecambah. Terserap atau masuknya air kedalam benih akan mempercepat proses tisiologis.

Lama perendaman benih , Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam ( sebelumnya ditiriskan atau dietus ) Lamanya pemeraman, Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah.

Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap : yaitu Selokan-selokan perlu dibersihkan Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos , Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak setelah pembajakan Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah(pengaruan). Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan Permukaan tanah menjadi rata, Air yang merembes kebawah menjadi berkurang,Sisa tanaman atau rumput akan terbenam, Penanaman menjadi mudah dan Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam.

Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan tali pengukur untuk menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam selesai dilakukan penanaman padi secara serentak. Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakian bibit tiap lubang antara 2 -3 batang, Bibit yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik, kedalam tanaman yang baik 3 -4 cm.

2.2.2 Morfologi Tanaman Padi

Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas :Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun.

Akar serabut (akaradventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.

Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut. Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah berkembang.Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yangbaru atau bagian akar yangmasih muda berwarna putih.

Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yangmembalut ruas sampai buku bagian atas.Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut tunasorde pertama.Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah : Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan. Pelepah daun (upih) ;merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi. Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.

Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptile. Koleopti lkeluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai permukaan air. koleoptil baru membuka, kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi. Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya.Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku yang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara cm), dan malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa mencapai bunga.

Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu (DepartemenPertanian, 1983).

Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah: a) kepala sari, b) tangkai sari, c) palea (belahan yang besar), d) lemma (belahan yang kecil), e) kepala putik, f) tangkai bunga.

Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah.

2.3 Tanaman Kacang Tanah(Arachis hypogaeaL.)

Kacang tanah merupakan tanaman pangan. Kacang tanah masuk ke Indonesia diperkirakan dibawa oleh para pedagang Spanyol sewaktu melakukan pelayaran dari Meksiko menuju Maluku setelah tahun 1597. Pada tahun 1863, Holle memasukan kacang tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer memasukan pula kacang tanah dari Mesir (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk dengan empat helai daun. Setelah penyerbukan, ginofor akan tumbuh dari dasar bunga hingga 15 cm. Ginofor ini akan terus tumbuh secara geotropisme. Setelah menembus tanah dan mencapai kedalaman 2 – 7 cm, ginofor akan tumbuh mendatar, membengkak, dan membentuk polong (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Perbanyakan tanaman kacang tanah dilakukan secara generative dengan menggunakan biji. Benih kacang tanah disimpang dalam bentuk polong kering agar tidak mudah rusak. Benih kacang tanah tidak memiliki masa dormansi sehingga mudah tumbuh jika terlambat dipanen. (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Bagian-bagian tanaman kacang tanah dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Daun pertama yang tumbuh adalah kotiledon. Daun pertama tersebut terangkat ke atas permukaaan tanah selagi biji kacang berkecambah. Daun berikutnya berupa daun tunggal dan berbentuk bundar. Pada pertumbuhan selanjutnya tanaman kacang tanah membentuk daun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun ini beragam: ada yang berbentuk bulat, elips dan agak lancip, tergantung varietasnya. Permukaan daun ada yang tidak berbulu dan ada yang berbulu. Bulu daun ada yang hanya sedikit dan pendek, sedikit dan panjang, banyak dan pendek, ataupun banyak dan panjang (Bustami, mirni, ulfa. 2011).

Batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang tumbuh menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, namun ada yang mencapai 80 cm. tanaman yang bertipe menjalar tumbuh ke segala arah dan dapat mencapai garis tengah 150 cm. bagian bawah batang merupakan tempat menempelnya perakaran tanaman. batang di atas permukaan tanah berfungsi sebagai tempat pijakan cabang primer, yang masing-masing dapat membentuk cabang sekunder. Tanaman tipe tegak membentuk percabangan antara 3-6, sedangkan tipe menjalar dapat membentuk 10 cabang primer. Pada cabang primer terbentuk cabang sekunder dan kemudian tumbuh cabang tersier. Batang dan cabang kacang tanah berbentuk bulat, bagian atas batang ada yang berbentuk agak persegi, sedikit berbulu dan berwarna hijau (Bustami mirni ulfa. 2011).

Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah hingga kedalaman 40 cm. pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang dan diikuti oleh akar serabut. Akar kacang berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman serta alat penyerap air dan zat-zat hara serta mineral dari dalam tanah. Cabang dan akar rambut berperanuntuk memperluas permukaan akar guna meningkatkan daya serap akar tanaman tersebut. Pada pangkal dan cabang akar tunggang kacang tanah biasanya terdapat bintil-bintil bakteri Rhizobium yang berperan dalam penyerapan nitrogen dari udara bebas.

Pada varietas bertipe menjalar, terdapat perakaran tanaman yang muncul dari buku-buku cabang dab menjalar menyentuh tanah. Dengan adanya akar ini, daerah penyerapan unsure hara akan lebih luas karena akar adventif ini juga berfungsi sebagai alat pengisap atau penyerap air dan hara dari dalam tanah.

Bunga kacang tanah mulai muncul dari ketiak daun pada bagian bawah tanaman yang berumur antara 4-5 minggu dan berlangsung hingga umur sekitar 80 hari setelah tanam. Bunga berbentuk kupu-kupu (papilionaceus), berukuran kecil, dan terdiri atas lima daun tajuk. Dua diantara daun tajuk tersebut bersatu seperti perahu. Di sebelah atas terdapat sehelai daun tajuk yang paling lebar yang dinamakan bendera (vexillum), sementara di kanan dan kiri terdapat dua tajuk daun yang disebut sayap (ala). Setiap bunga bertangkai berwarna putih. Tangkai bunga sebenarnya adalah tabung kelopak. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning atau kuning kemerah-merahan. Bendera dari makhota bunga bergaris-garis merah pada pangkalnya (Bustami. 2010).

Bunga kacang tanah pada umumnya melakukan penyerbukan sendiri. Penyerbukan terjadi menjelang pagi, sewaktu bunga masih kuncup (kleistogami) (Sumarno, 1986). Penyerbukan silang dapat terjadi, namun persentasenya sangat kecil, sekitar 0, 5 %.

Umur bunga tidak lama: setelah terjadi penyerbukan, daun mahkota mekar penuh, dan pada hari berikutnya akan layu dan gugur. Bunga yang berhasil menjadi polong biasanya hanya bunga yang terbentuk pada sepuluh hari pertama. Bunga yang muncul selanjutnya sebagian besar akan gugur sebelum menjadi ginofora (bakal buah).( Bustami, mirni, ulfa. 2011).

Buah kacang tanah berada di dalam tanah. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang dan nantinya akan menjadi tangkai polong. Mula-mula, ujung ginofora yang runcing mengarah ke atas, kemudian tumbuh mengarah ke bawah dan selanjutnya masuk ke dalam tanah sedalam 1-5 cm. pada waktu menembus tanah, pertumbuhan memanjang ginofora akan terhenti. Panjang ginofora ada yang mencapai 18 cm. tempat berhentinya ginofora masuk ke dalam tanah tersebut menajdi tempat buah kacang tanah. Ginofora yang terbentuk di cabang bagian atas dan tidak masuk ke dalam tanah akan gagal membentuk polong.( Bustami, mirni, ulfa. 2011)

2.4 Tanaman Kacang Panjang(Vigna sinensisL)

Sebelum ditanami lahan dilakukan pembajakan dan digaru, untuk memperoleh struktur tanah yang gembur dan remah. Kemudian dibuat bedengan dengan ukuran 1-1,2 m atau dibentuk guludan dengan jarak antar guludan 1 m.Kebutuhan benih kacang panjang kg/ha, khusus untuk varietas KP-01 10,5 kg/ha karena jarak tanam KP-01 lebih besar dan berat bijinya lebih ringan. Sebelum penanaman dilakukan terlebih dahulu dibuatkan lubang tanam dengan cara ditugal dengan jarak dalam barisan 25 cm dan antar barisan 1 m. Perlubang tanam diisi 2 biji, hal ini dimaksudkan dalam satu lanjaran maksimal 4 tanaman. Setelah itu biji ditanam, ditutup dengan tanah/pupuk kandang yang sudah lembut/remah atau bisa juga dengan abu.Pemupukan pertama ( I ) dilakukan umur ± 12 hari dengan dosis ZA = 50 kg/ha, SP-36 = 100 kg/ha, KCL = 50 kg/ha. Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal, jaraknya 5 cm dari lubang tanam. Kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan kedua ( II ) dilakukan umur ± 28 hari dengan pupuk NPK = 200 kg/ha dengan jarak 10 cm dari lubang tanam. Pemupukan ketiga ( III ) dilakukan umur ± 40 hari juga dengan pupuk NPK = 200 kg/ha dengan jarak 10 cm dari lubang tanam.Pemasangan lanjaran dilakukan hari setelah tanam ( hst ), kira-kira tinggi tanaman cm. Pemasangan lanjaran diantara 2 lubang tanam sehingga jarak antar lanjaran 50 cm. Setiap 5 lanjaran perlu ditambah lanjaran/diperkuat, dengan cara dipasang silang.Pemasangan tali dilakukan setelah pemasangan lanjaran selesai. Tali berguna membantu mengarahkan/merambatkan tanaman. Pemasangan tali ada dua tahap. Tahap I pada ketinggian ± 70 cm dari lanjaran. Tahap II pada ketinggian ± 150 cm dari lanjaran . Membantu merambatkan bertujuan untuk mengarahkan pertumbuhan tanaman baik pucuk tanamn maupun cabang-cabang tanaman. Diharapkan tanaman merambat pada lanjaran dan tali yang telah dipasang, sehingga buah/polong tidak tergeletak di tanah. Penyiangan dilakukan sebelum dilakukan pemupukan, atau dilakukan sewaktu-waktu saat gulma sudah mengganggu pertumbuhan tanaman. Pengairan diberikan sesuai kebutuhan, yang terpenting dijaga agar tanaman tidak kelebihan atau kekurangan air. Pengairan sebaiknya dilakukan setelah pemupukan dilakuka. Pada musim hujan, pengairan cukup dari air hujan.Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau. Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan panjang cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Akarnya tunggang berwarna coklat muda.

Waktu Pelaksanaan yaitu dilaksanakan pada setiap hari Kamis, dari pukul 15.30 WITA sampai selesai.Praktek Lapangan Pemulian Tanaman, dilaksanakan di lahan Praktikum Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. dari tanggal 13 Maret sampai 19 Juni 2014.

Alat Yang Digunakan Pada Persilangan Tanamaan Jagung Sebagai berikut : Kultivar-kultivar jagung, gunting, pingset, kuas, cawan petri, kantong plastic tali raffia.

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : benih jagung manis, benih jagung local, tanah, pupuk kandang dan air.

Cara kerja Persilangan Pada Tanaman Jagung Yaitu :

Pilih bunga betina dari kultivar jagung lokal yang rambut tongkolnya baru keluar dan cukup panjang lalu bungkus dengan kantong plastik yang diikat dengan tali raffia untuk disilangkan besok paginya, bunga jantan jagung ini sebelum rambut tongkolnya keluar bunga jantan dari kultivar lokal ini telah di potong agar tidak terjadi penyerbukan.

Pilih bunga jantan dari kultivar jagung yang unggul yang bunganya pecah keesokan harinya lalu dibungkus dengan kantong plastik untuk dikumpulkan serbuk sarinya pada proses persilangan keesokan harinya.

Proses persilangan dilakukan pada pagi hari saat matahari mulai terbit, dengan cara mengumpulkan serbuk sari dari bunga jantan yang telah dibungkus plastic kedalam cawan petri.

Buka sungkup atau kantong plastic dari bunga betina/tongkol lalu olesi dengan serbuk sari yang telah dikumpulkan tersebut mengunakan kuas yang telah disiapkan.

Setelah itu bunga betina yang telah diolesi dengan serbuk sari disungkup lagi agar tidak terjadi penyerbukan dari tanaman jagung lainnya yang ada disekitar tempat penanaman.

Amati perkembangan bunga betina yag telah disilangkan setiap harinya, berikan lubang pada plastik sungkup dengan cara menggunting pigiran plastik sungkup sehingga ada udara yang masuk. 3 hari setelah persilangan ungkup pada bunga betina dapat dibuka.

Dari hasil persilangan tanaman jagung maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengamatan pada Praktikum pemuliaan tanaman tentang persilangan tanaman maka didapatkan hasil bahwa tanaman jagng yang disilangkan mempunyai kekurangan jagung yang pada bagian tongkolnya sama sekali tidak terisi secara menyeluruh. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kurangnya ketelitian pada saat melakukan pengolesan serbuk sari pada rambut jagung yang menyebabkan ada rambut jagung yang tidak terkena serbuk sari sehingga serbuk sari yang mestinya disalurkan oleh rambut jagung kedalam tongkol untuk pembentukan biji jagung tidak tersedia yang menyebabkan tongkol tidak terisi penuh dan berlubang-lubang.

Penyebab tongkol tanaman jagung tidak terisi dengan sempurna adalah karena pada saat melakukan proses persilangan rambut (stigma) tanaman jagung belum keluar semua sehingga pada proses persilangan tersebut ada rambut atau stigma tanaman jagung yang tidak terkena serbuk sari sehingga menyebabkan tidak terbentuknya biji. Selain itu, pada saat proses persilangan tanaman dapat juga diganggu oleh kehadiran semut yang bersarang pada tongkol atau anter tanaman jagung yang dibungkus dengan penutup.

Kegagalan persilangan tersebut juga mungkin disebabkan oleh kondisi lingkungan yang kurang mendukung karena selama proses persilangan dilakukan kondisi lingkungan sekitar sangat panas dan kering, walaupun untuk memanipulasi kondisi tersebut sudah dilakukan dengan proses penyiraman pada pagi dan sore harinya namun karena kondisi lingkunya tersebut tetap menyebabkan tingkat evavorasi dan transpirasi tinggi yang menyebabkan tanaman mengalami kekurangan air. Seperti yang kita ketahui tanaman jagung yang mengalami kekurang air pada saat pengisian tongkol akan mengalami gangguan yang menyebabkan tongkol tanaman jagung tersebut tidak terisi penuh dan berlubang-lubang.

Dari hasil praktikum pemuliaan tanaman tentang persilangan tanaman dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penyebab tongkol tanaman jagung tidak terisi dengan sempurna adalah karena pada saat melakukan proses persilangan rambut (stigma) tanaman jagung belum keluar semua sehingga pada proses persilangan tersebut ada rambut atau stigma tanaman jagung yang tidak terkena serbuk sari sehingga menyebabkan tidak terbentuknya biji.

2. Dalam melakukan persilangan kurangna ketelitian dalam mengamati sehingga terjadi dalam tongkol tanaman jagung tidak terisi penuh.

3. Kegagalan persilangan tersebut juga mungkin disebabkan oleh kondisi lingkungan yang kurang mendukung karena selama proses persilangan dilakukan kondisi lingkungan sekitar sangat panas dan kering

Untuk pelaksanaan praktikum kedepannya diharapkan bimbingan yang lebih dari asisten pada saat melaksanakan praktikum sehingga praktikan tidak mengalami kesulitan dan praktikum dapat berjalan dengan baik. Sehinngga apa yang seharusnya dicapai dapat terwujud dengan baik dengan usaha yang dapat dilakukan pula.

Hasyim, 2000 Soedyanto et al. 1978. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Institut

Mulyani, 2000. Anatomi Tumbuhan. Kanisius, Yogyakarta.

Nasir. M, 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Depatemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.

Smith.etal, 2013. Penuntun Praktikum Pemuliaan Tanaman. Prodi
Agronomi.FAPERTA UNTAD.

(Gambar A. Pengambilan Bunga (Gambar B. Pengolesan Bunga Jantan)

(Gambar C. Penyungkupan Bunga (Gambar D. Hasil Persilangan Tua)

(Gambar E. Hasil Persilangan berhasil) (Gambar F. Hasil Persilangan tak Berhasil)

Penyusun bernama lengkap Deristan Novello Labania dan merupakan anak pertama dari pasngan suami istri D Labania dan W Baholino, dilahirkan di Palu, Sulawesi Tengah pada tanggal 27 November 1993.

Penyusun memulai pendidikan pada tingkat sekolah dasar di SD IMANUEL pada tahun 2000, setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat SMPN 6 Palu dan lulus pada tahun 2009. Dan pada tahun yang sama melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas di SMKN 1 SIGI BIROMARU dan lulus pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2012 melanjutkan ke perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN mengambil minat di program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu sampai pada saat ini.