Ratusan Warga Purworejo Ikuti Salat Gerhana di Masjid Agung Darul Muttaqin Purworejo
Berikut adalah artikel atau berita tentang olahraga dengan judul Ratusan Warga Purworejo Ikuti Salat Gerhana di Masjid Agung Darul Muttaqin Purworejo yang telah tayang di zenduck.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected] Terimakasih.
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO – Ratusan warga Kabupaten Purworejo mengikuti Salat Gerhana berjamaah di Masjid Agung Darul Muttaqin Purworejo pada Kamis (20/4/2023).
Salat tersebut digelar karena fenomena gerhana matahari hibrida yang terjadi sekitar pukul 09.28 WIB dan mencapai puncak pukul 10.50 WIB serta berakhir 12.17 WIB di wilayah Jawa Tengah.
Pantauan di lapangan sekitar pukul 10.45 -10.52 WIB, matahari di atas langit Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tertutup awan.
Sehingga, fenomena gerhana matahari hibrida tidak terlihat meskipun cuaca siang itu sangat cerah.
Salat gerhana di Masjid Agung Darul Muttaqin Purworejo di mulai sekitar pukul 10.50 WIB.
Salat itu dilaksanakan dalam 2 rakaat dengan diimami oleh Habib Najib bin Muh. Dahlan Ba’abud, Ketua Takmir sekaligus Imam besar Masjid Agung Purworejo.
Dalam khotbah usai salat gerhana, Najib mengatakan bahwa kemunculan gerhana bulan dan matahari merupakan tanda kebesaran Allah.
Dengan melihat tanda kekuasaan Allah melalui fenomena tersebut, hendaknya manusia meningkatkan kualitas ibadah serta mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
“Momentum gerhana hendaknya dipakai untuk memperbanyak ampunan kepada Allah. Memperbanyak syukur dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga bisa meningkatkan keimanan, membesarkan hati kita untuk ikhlas menolong sesama. Serta mendorong kita untuk patuh dan taat menjalankan perintah-Nya. Dan semoga kita selalu dalam ridho Allah SWT,” ucapnya, Kamis (20/4/2023).
Sementara itu, Mustakim (50), seorang jemaah Salat Gerhana di Masjid Agung Darul Muttaqin, mengungkapkan, turut menjalankan salat gerhana karena mengikuti perintah Allah dan Nabi Muhammad SAW.
Sebab, menurutnya, dalam Alquran dan Hadist telah ada perintah bahwa peristiwa gerhana bulan dan matahari bukan disebabkan tanda kelahiran atau kematian seseorang.
“Karena itu manakala ada gerhana bulan dan matahari harus berbanyak dzikir takbir, istigfar, dan salat. Harapannya dengan melaksanakan salat saat fenomena alam itu terjadi, kita bisa lebih mengingat kebesaran Allah SWT. Dan bahwa Allah mampu membuat peristiwa yang langka itu terjadi,” kata pria yang juga merupakan salah satu anggota DPRD Komisi III Kabupaten Purworejo. (*)
Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih.