Soal Perbedaan 1 Syawal Ini Penjelasan Menkopolhukam Mahfud MD Samasama Berdasarkan Hadist Nabi


Berikut adalah artikel atau berita tentang olahraga dengan judul Soal Perbedaan 1 Syawal Ini Penjelasan Menkopolhukam Mahfud MD Samasama Berdasarkan Hadist Nabi yang telah tayang di zenduck.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected] Terimakasih.

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA – Soal Perbedaan 1 Syawal, Ini penjelasan Menkopolhukam Mahfud MD, Sama-sama berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW.

Perayaan IdulFitri 2023 atau 1 Syawal 1444 Hijirah akan dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia dengan waktu berbeda.

Sebab, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah atau Idulfitri pada Jumat (21/4/2023).

Baca juga: Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal Jumat 21 April, Pemerintah Lakukan Sidang Isbat, Menag: Jaga Ukhuwah

Kondisi itu membuat Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD angkat bicara.

Dilansir dari Instagram@mohmahfudmd, Mahfud MD menyampaikan bahwa perbedaan waktu hari raya sama-sama berdasar Hadits Nabi.

“Berpuasalah kamu jika melihat hilal (bulan) dan berhari rayalah jika melihat hilal” (Shuumuu biru’yatihi wa afthiruu birukyatihi). Maksudnya setelah melihat hilal tanggal 1 bulan Hijriyah. Melihat hilal bisa dengan rukyat, bisa dengan hisab.

Rukyat adalah melihat dengan mata/teropong seperti praktik zaman Nabi. Hisab adalah melihat dengan hitungan ilmu astronomi.

Rukyat tentu didahului dengan hisab juga untuk kemudian dicek secara fisik. NU dan Muhammadiyah sama-sama berhari raya pada tanggal 1 Syawal. Bedanya hanya dalam melihat derajat ketinggian hilal.

Jadi cara memahami secara sederhana begini. NU dan Muhammadiyah sama-sama berhari raya tanggal 1 Syawal, hanya beda pilihan ukuran ufuk.

Baca juga: H-3 Lebaran, Terjadi Kecelakaan di Tol Jakarta – Cikampek KM 50, Mobil Tabrak Bus, Dua Luka-luka

Sama juga, misalnya, ummat Islam sama-sama melaksanakan salat dzuhur saat matahari lengser ke arah barat sekitar jam 12.00. Tetapi yang satu salat jam 12.00, yang satu salat jam 13.00. Sama benarnya, tak perlu ribut.

Selain itu, Pemerintah menghimbau, fasilitas publik seperti lapangan yang dikelola Pemda agar dibuka dan diizinkan untuk tempat salat idul fitri jika ada ormas atau kelompok masyarakat yang ingin menggunakannya.

Pemda diminta untuk mangakomodasi. Kita harus membangun kerukunan meski berbeda waktu hari raya.

Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih.