Waktu Sholat Istikharah Yang Penting Diketahui Berikut Niat Dan Cara Pelaksanaannya

ilustrasi sholat. qamarislamkhan.com Merdeka.com – Sholat sunnah istikhoroh merupakan sholat untuk memohon petunjuk dari Allah. Baik itu dari hal pekerjaan, jodoh atau rencana yang masih diragukan untuk memilih jalan mana yang mau diambil. Mulai dari kepentingan pribadi maupun kepentingan umum, pada intinya sholat ini dilakukan ketika kita merasa sedang kebingungan dalam mengambil sebuah keputusan.

Sholat istikharah pelaksanaannya boleh dilakukan kapan saja, siang hari maupun malam hari, asalkan jangan pada waktu-waktu terlarang. Namun, sering kali kita bertanya-tanya mengenai waktu terbaik untuk melaksanakan sholat istikkharah hingga bagaimana tata cara pelaksanaannya. Apa yang membedakan dengan sholat fardu maupun sholat sunnah lainnya?

Lebih jauh berikut ini informasi lengkap mengenai waktu sholat istikharah yang penting diketahui, lengkap dengan niat dan cara pelaksanaannya telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.

Waktu sholat istikharah bisa dilakukan kapan saja, siang atau malam. Sholat istikharah tidak memiliki batasan tertentu untuk waktu pelaksanaannya, kecuali pada waktu yang dilarang untuk melaksanakan salat sunah.

Meski demikian ada anjuran untuk melaksanakannya pada 3 waktu terbaik yaitu sebagai berikut:

1. Sepertiga Malam Pertama
Ketika hendak melakukan salat Istikharah, kalian bisa melakukannya pada sepertiga malam pertama yaitu ketika masuk waktu Isya hingga pukul 22.00 malam.

2. Sepertiga Malam Kedua
Waktu terbaik selanjutnya ialah sepertiga malam kedua yang dimulai dari pukul 22.00 malam hingga 01.00 dini hari. Di waktu ini suasana malam biasanya lebih tenang, sehingga ketika mengerjakan salat istikharah akan lebih khusyu dan konsentrasi.

3. Sepertiga Malam Ketiga
Waktu sepertiga malam ketiga dimulai pukul 01.00 dini hari dan berakhir sebelum masuk waktu salat subuh. Tak hanya Istikharah, waktu terbaik mengerjakan salah sunnah malam lainnya juga di waktu ini.

Niat dan Tata Cara Sholat Istikharah
Niat Sholat Isitkharah
Seperti sholat pada umumnya, salat istikharah diawali dengan membaca niat yang dapat diucapkan dalam hati. Berikut niat sholat istikharah:

Ussholli sunnatan istikhoroti rak’ataini lillahi ta’ala

Artinya: Saya berniat sholat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala

Tata Cara Sholat Istikhoroh
Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq menjelaskan, sholat istikharah boleh berupa sholat sunnah apa saja. Baik sholat sunnah rawatib, sholat sunnah tahiyatul masjid, maupun sholat sunnah lainnya.

Menurut Syaikh Wahbah disunnahkan membaca surat Al Kafirun setelah membaca surat Al Fatihah pada rakaat pertama. Setelah itu membaca surat Al Ikhlas setelah membaca surat Al Fatihah pada rakaat kedua. Berikut cara sholat istikharah:

* Niat
* Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah
* Membaca surat Al Fatihah
* Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surat Al Kafirun
* Ruku’ dengan tuma’ninah
* I’tidal dengan tuma’ninah
* Sujud dengan tuma’ninah
* Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
* Sujud kedua dengan tuma’ninah
* Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
* Membaca surat Al Fatihah
* Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surat Al Ikhlas
* Ruku’ dengan tuma’ninah
* I’tidal dengan tuma’ninah
* Sujud dengan tuma’ninah
* Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
* Sujud kedua dengan tuma’ninah
* Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
* Salam

Doa Sholat Istikharah
Setelah salam, dianjurkan untuk membaca doa setelah sholat istikharah. Berikut doanya:

“Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro (menyebutkan persoalannya) khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.”

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya, aku memohon kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kemampuan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon kepada-Mu dari anugerah-Mu yang Agung. Sesungguhnya, Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kuasa, Engkau Mahatahu sedang aku tidak mengetahui, Engkaulah Dzat yang Maha Mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (menyebutkan persoalannya) adalah baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku, maka tentukanlah untukku, mudahkanlah jalannya dan berkahilah aku di dalamnya. Dan apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini adalah buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku dan akhir urusanku, maka jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah diriku darinya, tentukanlah untukku

[nof]