Mengapa Gerakan Rukuk dalam Sholat Disandingkan dengan Sujud dalam Alquran
Berikut adalah artikel atau berita tentang olahraga dengan judul Mengapa Gerakan Rukuk dalam Sholat Disandingkan dengan Sujud dalam Alquran yang telah tayang di zenduck.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected] Terimakasih.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dari segi bahasa, rukuk berarti merunduk. Ada pula yang mengartikan menunduk. Secara istilah, rukuk adalah merundukkan badan sehingga kepala sejajar dengan punggung, seraya meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut.
Gerakan rukuk dalam sholat disebut secara jelas dalam Alquran surat Al Hajj ayat 77:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ۩ “Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah, sembahlah Tuhanmu, dan lakukanlah kebaikan agar kamu beruntung.”
Mengutip buku Mengutip buku Rahasianya Shalat Orang-Orang Makrifat tulisan Imam Ghazali, Rasulullah SAW mengingatkan kepada kaum muslimin untuk shalat dengan baik.
ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا “Kemudian rukuklah sehingga kamu bertumakninah dalam keadaan rukuk. ” (HR Bukhari dan Muslim).
Begitu pentingnya makna gerakan rukuk sehingga mendapat perhatian langsung dari Allah SWT dan RasulNya. Sebab, rukuk terkait dengan penghambaan manusia dengan Tuhannya. Ketika rukuk dilakukan dengan sempurna, maka sempurnalah ketundukan secara lahir maupun batin.
Dalam Asrar as-Sholat, Ibnu al-Qayyim berkata, “Perintah rukuk adalah sikap tunduk karena keagunganNya, tenang karena keperkasaanNya dan merendahkan diri karena keluhuranNya. Adapun kesempurnaan rukun ini adalah tegak, meluruskan tulang rusuk, menundukkan kepala, dan membaca tasbih seraya mengagungkanNya. Pada saat rukuk seseorang hendaknya menyatukan antara ketundukan hati dan anggota tubuh.“
Allah SWT itu Mahaagung, maka seorang hamba harus membungkukkan badannya dengan penuh penghayatan. Ini wujud ketundukannya di hadapan Allah yang Mahakuasa.
Allah SWT sebagai sumber kekuasaan utama yang mengatasi segenap kekuasaan yang dimiliki manusia. Seseorang tidak dibenarkan membungkukkan tubuhnya di hadapan sesuatu atau manusia lain.
Dan ketika tunduk (rukuk) di hadapan Allah, seorang hamba hendaknya menyampaikan pujian kepadaNya dengan membaca:
سبحان ربي العظيم وبحمده “Subhaana rabbiyal ‘adhimi wa bihamdih” (Mahasuci Allah yang Mahaagung dan saya menyembahNya).”
Yang terpenting dalam rukuk adalah tu’ma’ninah. Ketika Rasulullah SWT melihat orang rukuk tidak sempurna dan sujud seperti burung mematuk, beliau bersabda, “(Kalau orang ini mati) dalam keadaan seperti itu, ia mati di luar agama Muhammad.
Ia rukuk seperti orang rukuk yang tidak sempurna dan sujudnya seperti orang kelaparan memakan sebiji atau dua biji kurma yang tidak mengenyangkannya.” HR. Abu Ya\’la.
Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah
Batas minimal rukuk adalah diam sejenak pada posisi rukuk hingga semua anggota tubuh menetap dan tidak lagi bergerak, memiringkan badan hingga telapak tangan bisa memegang lutut, lengannya lurus dan betis tegak.
Jika ia membengkokkan betisnya sedikit saja, atau membengkokkan kedua lututnya dan membungkuk, maka shalatnya tidak sah, kecuali bagi orang sakit atau lemah.
Imam Nawawi berkata, “Adapun batas minimal rukuk bagi orang yang melakukan shalat sambil duduk adalah memiringkan badannya (punggungnya) sampai wajahnya berhadapan dengan tanah melewati kedua lututnya. Sedang sempurnanya, yaitu menundukkan badan hingga wajahnya berhadapan dengan tempat sujud. Jika hal tersebut tidak terpenuhi, ia boleh menundukkan punggung sebisanya.” (Syarah Muhadzab III: 408).
Sedangkan rukuk yang sempurna (bagi sholat berdiri), dimulai dengan takbir intiqal bersamaan sambil mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan bahu, dan ujung jari mendekati telinga.
Setelah itu, badan menunduk ke depan bersamaan dengan turunnnya kedua tangan hingga meletak pada lutut, dengan jemari terbuka renggang.
Punggung, leher, serta kepala disejajarkan merata seperti garis lurus. Mata memandang ke arah tempat sujud, tidak menengadah dan tidak pula menengok ke kiri maupun ke kanan. Kemudian diam sejenak tanpa gerakan badan sambil membaca doa tasbih.
Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih.